PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penjajakan minat pasar (market sounding) melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk lima proyek senilai Rp 57,18 triliun.
Lima proyek yang ditawarkan adalah Sistem Transaksi Tol Non-tunai Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) sepanjang 1.713 km dengan nilai investasi Rp 2,92 triliun, Jalan Tol Layang Cikunir-Karawaci sepanjang 40 km dengan nilai investasi Rp 26,15 triliun, Preservasi Jalan Nasional Lintas Timur Sumatera di Provinsi Riau sepanjang 43 km dengan biaya investasi Rp 654,8 miliar.
Baca Juga: Jalur Cileunyi-Nagrek-Limbangan Jadi Perhatian Khusus untuk Mudik Lebaran 2020
Dan, Jalan Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg sepanjang 38,6 km dengan investasi sebesar Rp 18,51 triliun, serta Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung sepanjang 31,12 km dengan nilai investasi Rp 8,95 triliun.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR Anita Firmanti mengatakan, penyelenggaraan market sounding sangat penting dalam mendukung pengembangan infrastruktur di bidang jalan dalam rangka mengurangi biaya logistik, memperlancar mobilitas, serta meningkatkan daya saing bangsa.
Market sounding merupakan forum yang diinisiasi Pemerintah untuk menyampaikan informasi menyeluruh, terkait rencana pembangunan infrastruktur melalui skema KPBU kepada pasar atau calon investor.
“Selain itu juga untuk menjaring masukan, tanggapan dan minat calon investor terhadap proyek yang ditawarkan Kementerian PUPR selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) atau Government Contracting Agency,” kata Anita di Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020.
Menurut Anita, pembangunan jalan tol dan peningkatan kualitas jalan nasional memiliki peran penting sebagai “backbone” dalam konektivitas antar wilayah dan efisiensi biaya logistik di Indonesia.