kievskiy.org

1.785 Koperasi dan 163.713 UMKM Terdampak Pandemi Covid-19

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.*
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.* /HUMAS KEMENKOP UKM

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku usaha mikro kecil menengah terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak Covid-19 bergerak pada bidang kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, koperasi yang bergerak pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pandemi Covid-19.

Para pengelola koperasi merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal dan terhambatnya distribusi. Sementara itu, sektor UMKM yang terguncang selama pandemi Covid-19, selain makanan dan minuman, adalah industri kreatif dan pertanian.

Baca Juga: Cunengsih, Pekerja Migran Asal Subang yang Sempat Hilang Berhasil Pulang ke Indonesia

Untuk menanggulangi masalah yang dihadapi pelaku UMKM dan koperasi, pemerintah melaksanakan beberapa upaya. Salah satunya, memasukkan pelaku UMKM dan koperasi sebagai penerima program bantuan pemerintah, seperti Kartu Prakerja, subsidi tarif listrik, dan Keluarga Harapan. Pemerintah juga memberikan keringanan pembayaran pajak selama enam bulan, sejak April 2020 hingga September 2020.

"Kami juga merelaksasi dan merekstrukturisasi pembayaran pinjaman bagi pelaku UMKM dan koperasi," kata Teten dalam seminar internasional yang digelar secara daring melalui Zoom oleh Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) dalam rangka memperingati Dies Natalis Ikopin ke-38, Jumat 8 Mei 2020.

Seminar tersebut diikuti pakar dan praktisi ekonomi dan koperasi dari berbagai negara, seperti Kanada, Filipina dan Pakistan. Mereka menjelaskan tentang kondisi koperasi di berbagai negara dan memberi ide terkait solusi memproteksi koperasi dan UMKM selama dan usai pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ngeyel Tetap Mudik, 47 Ribu Kendaraan Diminta Putar Balik di Jawa Barat Sejak April 2020

Meski pandemi Covid-19 memunculkan masalah bagi pelaku UMKM dan koperasi, di sisi lain, ada kesempatan yang juga muncul. Pelaku UMKM dan koperasi bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi mengingat perdagangan elektronik pada 2020 mencapai US$ 130 miliar.

Teten menuturkan, transaksi perdagangan drastis elektronik meningkat selama pandemi Covid-19. Produk yang penjualannya mengalami peningkatan, antara lain produk kesehatan meningkat 90 persen, produk penunjang hobi naik 70 persen, makanan pokok naik 350 persen dan makanan herbal naik 200 persen.

"Pergerakan ekonomi dari rumah bisa menjadi tren ekonomi baru beberapa waktu kedepan ekonomi," ucap Teten.***

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat