kievskiy.org

Kata Menko Airlangga, Perlu Jaga Kesadaran Perubahan Iklim Agar PDB Tidak Turun

Menko Airlangga Hartarto beri sambutan dalam acara Green Economy Indonesia Summit 2022 di Jakarta, Rabu, 11 Mei 2022.
Menko Airlangga Hartarto beri sambutan dalam acara Green Economy Indonesia Summit 2022 di Jakarta, Rabu, 11 Mei 2022. /dok. ekon.go.id


PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan kesadaran terhadap dampak negatif perubahan iklim harus terus terjaga agar target pada Perjanjian Paris dapat tercapai dan tidak mempengaruhi produk domestik bruto (PDB).

"Kesadaran terhadap dampak negatif perubahan iklim harus terus dijaga. Kita komitmen untuk menurunkan 29 persen di tahun 2030 sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional," kata Menko Airlangga Hartarto dalam Green Economy Indonesia Summit 2022 : "The Future Economy of Indonesia" di Jakarta, Rabu, 11 Mei 2022.

Menko Airlangga mengatakan jika target net zero emission tercapai, PDB dunia akan turun sebesar 10 persen dimana Asia Tenggara merupakan salah satu daerah ataupun regional yang beresiko tinggi.

Baca Juga: KSP: 15 Kasus Hepatitis Akut Misterius Masih Suspek, Kita Masih Tunggu Pemeriksaan

Selain itu berdasarkan climate economic index juga menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat rentan, terutama ketika memasuki musim kemarau. Pemerintah pun khususnya melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah bersiap menghadapi kebakaran hutan.

Airlangga mengungkapkan untuk mewujudkan green economy juga didorong melalui G20 dengan membahas pembiayaan berkelanjutan untuk sumber pembiayaan yang berbasis pada pembangunan multilateral. Indonesia bersama Asian Development tengah membahas skenario pembangunan energi berbasis rendah karbon yang menghasilkan dari segi ekonomi.

"Termasuk pilot project terkait kegiatan mengurangi emisi yang ditargetkan di tahun 2060. Diharapkan prototyping daripada PLTU bisa di finance dan ini sedang dibahas skenarionya dengan Asian Development Bank,” ujar Menko Airlangga.

Lebih lanjut, ia menuturkan potensi energi baru cukup besar yaitu 442 giga watt untuk pembangkit listrik. Kendati demikian energi terbarukan masih mempunyai tantangan dari segi teknologi seperti membangun hydro power yang hanya bisa dibangun di Kalimantan Utara dan Memberamo Papua saja. Namun permintaan tertinggi berasal dari Pulau Jawa.

Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,01 Persen , Airlangga Hartarto Sampaikan KTT G20 Bahas Finansial Global Hadapi Pandemi

Selanjutnya pemerintah juga terus mendorong mekanisme transisi energi berupa perpajakan yang merupakan cap and trade dan cap and tax.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat