kievskiy.org

Antisipasi Dinamika Ekonomi Global, Agus Gumiwang : Penggunaan Produk Dalam Negeri Akan Ditingkatkan

EKONOMI global hampir mendekati kondisi saat krisis finansial pada tahun 2008 dan membuat seluruh dunia ketakutan akan dampak yang lebih besar dari wabah virus corona.
EKONOMI global hampir mendekati kondisi saat krisis finansial pada tahun 2008 dan membuat seluruh dunia ketakutan akan dampak yang lebih besar dari wabah virus corona. /pixabay pixabay

PIKIRAN RAKYAT - PEMERINTAH akan fokus membangun permintaan dalam negeri untuk mengantisipasi perekonomian global yang terdampak Covid-19. Salah satunya, adalah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) untuk memastikan belanja kementerian, lembaga, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar bisa memprioritaskan pada produk nasional.

Demikian dikatakan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Minggu 28 Juni 2020. Agus menekankan pentingnya antisipasi terhadap kondisi perekonomian global yang kian dinamis, terutama akibat dampak pandemi Covid-19. “Penting bagi kita untuk segera menyiasatinya, seperti turunnya permintaan global terhadap produk-produk industri manufaktur,” tuturnya.

Guna menghadapi tantangan tersebut, pemerintah berupaya membangun permintaan pasar di dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan penyerapan produk lokal. Salah satu langkah stretegis yang dijalankan adalah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) untuk memastikan belanja kementerian, lembaga, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar bisa memprioritaskan pada produk nasional.

Baca Juga: Tiga ASN Terjerat OTT di Disdukcapil Cirebon, Bupati: Non Job hingga Ada Keputusan Pihak Berwajib

Di samping itu, pemerintah mengimplementasikan instrumen pengendalian impor, antara lain melalui pembuatan dashboard supply-demand domestik untuk produksi industri dalam negeri. Hal itu dilakukan dengan menerapkan safeguard, penguatan Standar Nasional Indonesia (SNI), dan implementasi larangan terbatas.

“Sangat penting untuk melindungi pasar dalam negeri dari serbuan produk impor. Selain itu, pada tahun 2022, kami berupaya untuk mewujudkan substitusi impor sebesar 35 persen untuk mendorong kemandirian industri nasional,” ungkap Agus.

Baca Juga: Diduga Selewengkan Dana BLT,Warga Jagapura Kulon Kabupaten Cirebon Berencana Laporkan Kepala Desanya

Melalui upaya-upaya tersebut, Agus optimistis, Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia dapat kembali bangkit, seperti capaian pada Februari 2020 yang berada di level ekspansif sebesar 51,9. “Apabila kondisi kedaruratan kesehatan sudah selesai dan vaksin untuk Covid-19 sudah ditemukan dan didistribusikan secara massal, kami yakin posisi PMI kita dapat rebound seperti semula,” imbuhnya.

Agus menegaskan, pihaknya saat ini fokus  memacu aktivitas industri yang produktif dan aman dari imbas Covid-19. Dengan demikian perekonomian nasional akan cepat pulih. Dengan prinsip ini, produktivitas masyarakat dan industri serta penerapan protokol kesehatan harus dapat berjalan secara beriringan. 

Baca Juga: Update Virus Corona di Dunia Senin 29 Juni 2020, Kasus Positif Tembus 10,2 Juta

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat