kievskiy.org

Cerita Aulia Kembangkan Ruwattani Koffie, Bawa Kopi Palintang Bandung Naik Kelas

Produk Ruwattani Koffie.
Produk Ruwattani Koffie. /Dok. Ruwattani Koffie

PIKIRAN RAKYAT - Aulia Asmarani masih ingat betul pertemuan pertamanya dengan tanaman kopi di Kampung Palintang, Desa Cipanjalu, Kabupaten Bandung. Pertemuan itu terjadi ketika dia masih menjadi mahasiswa pada tahun 2002 silam.

Kala itu, belum banyak tanaman kopi yang dilihatnya di sana. Hal itu membuatnya tergerak untuk mengembangkan produk kopi di daerah itu.

“Setelah saya kembali tahun 2013 dan 2014, saya lihat warga atau petani sudah mengakses lahan kehutanan. Tanaman kopinya pun sudah banyak dan tumbuhan kopinya pun sudah besar-besar. Dari situ kami mencoba mengolah kopi Palintang menjadi olahan kopi premium,” ucap Aulia.

Aulia bersama koleganya kemudian memberi nama produk olahan kopi premium itu dengan merek Ruwattani Koffie. Kopi yang dijual diperkirakan berjenis Arabika Tipika.

“Jenis kopi masih dipertanyakan, masih harus ada penelitian yang lebih serius apakah betul itu jenis (Arabika Tipika) yang ada disana,” sebut Aulia.

Aulia kemudian memperkenalkan produknya melalui berbagai saluran, salah satunya dengan mengikuti festival.

“Kopi Palintang cukup diterima oleh publik, dan memenangi beberapa festival, nama daerahnya pun ikut naik,” sebutnya.

Baca Juga: Kisah Sukses Pelaku UMKM Kembangkan Tauco Cookies: Jangan Ikut-ikutan Produk yang Viral

Aulia mengatakan, para petani kopi di Palintang menerapkan konsep usaha konsep kopi micro lot, suatu cara produksi dan pengelohan kopi yang berfokus pada letak geografis lahan. Lahan yang digunakan pun cenderung tidak terlalu luas, dan kondisi alam sekitar lahan akan memengaruhi kualitas dan rasa kopi itu.

Konsep bisnis kopi micro lot juga diterapkan oleh usaha Aulia yaitu Ruwattani Koffie. “Walau skala bisnisnya kecil, namun kebermanfaatannya lebih terasa jelas,” kata Aulia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat