kievskiy.org

Perkembangan Teknologi Perbankan, Memudahkan Konsumen hingga Peluang Kejahatan

Ilustrasi kasus pembobolan rekeniing BCA oleh tukang becak.
Ilustrasi kasus pembobolan rekeniing BCA oleh tukang becak. /Pixabay/AhmadArdity

PIKIRAN RAKYAT - Pembobolan rekening BCA di Surabaya yang proses hukumnya sedang berjalan menunjukkan bahwa kejahatan perbankan masih terus terjadi. Bahkan, kasus pembobolan yang melibatkan seorang tukang becak itu bersifat konvensional, bukan pencurian dengan teknologi canggih.

Pembobolan bank itu dilakukan seorang tukang becak, Setu, yang diminta lelaki bernama Mohammad Thoha untuk membobol rekening BCA bernama Muin Zachry sebesar Rp320 juta.

Jaksa Penuntut Umum, Estik Dilla Rahmawati, dalam kasus itu mengatakan, akting tukang becak berhasil mengelabui teller BCA sehingga pembobolan pun berjalan mulus. Teller bank menyebutkan bahwa Setu membawa buku tabungan asli, KTP dan kartu ATM, serta mengetahui nomor PIN.

Data-data itu bisa diketahui karena Thoha sebelumnya mengintip PIN Muin. Ia pernah meminta Muin yang merupakan pemilik indekos untuk mentransfer sejumlah uang ke kerabatnya. Setelah tahu PIN ATM, Thoha mencuri kartu ATM, KTP, beserta buku rekening korban untuk melakukan pencairan dana di bank. Ia pun mengajarkan Setu selama tiga hari supaya bisa menirukan tanda tangan Muin.

Baca Juga: Pulih dari Pandemi, Bisnis Katering jadi Menggiurkan

Atas kasus itu, manajemen BCA pun sudah bersuara. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, saat ini kasus tersebut sedang dalam proses pengadilan. Pihaknya akan memberikan bantuan hukum bagi staf terkait serta mempercayakan sepenuhnya kelanjutan kasus pada aparat hukum.

"Karena hal tersebut, kita tidak bisa masuk ke dalam materi pokok perkara karena saat ini masih dalam proses persidangan, kami menghormati proses persidangan yang berlangsung," ujarnya.

Tipu daya konvensional dan digital

Tindak pidana yang terkait dengan bank semakin beragam. Thoha masih menggunakan cara konvensional dengan menyalin PIN, mencuri buku tabungan, KTP, serta menirukan tanda tangan.

Sedikit lebih canggih, banyak nasabah yang mengalami penipuan karena penggunaan mobile banking. Salah satunya yang dialami Rany, seorang pembuat kue yang memiliki etalase online di media sosial.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat