kievskiy.org

Kenapa Orang Miskin Tetap Hidup Susah Meski Sudah Bekerja Keras?

Ilustrasi pekerja.
Ilustrasi pekerja. /Reuters/Samrang Pring

PIKIRAN RAKYAT - Kerja keras digadang sebagai salah satu faktor utama yang dapat membuat seseorang menjadi kaya. Namun nyatanya, banyak sekali orang yang bekerja keras dari pagi sampai malam, tapi penghidupannya tak berubah secara signifikan.

Merujuk pada Our World in Data, kesejahteraan ekonomi di dunia sangatlah tidak setara. Masyarakat di Swiss misalnya, mereka mengantongi pendapatan rata-rata 20 kali lebih tinggi dibandingkan masyarakat di Kamboja. Padahal Kamboja memiliki jam kerja yang lebih lama ketimbang Swiss.

Pekerja di Kamboja rata-rata bekerja selama 2.456 jam setiap tahun. Sementara Swiss, yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia, memiliki total jam kerja selama 1.590 jam dalam setahun. Artinya, masyarakat Kamboja bekerja 900 jam lebih lama ketimbang Swiss.

Baca Juga: Sederet Dampak Negatif Bermain Judi, Jatuh Miskin hingga Alami Masalah Psikologis

Kendati memiliki waktu kerja yang lebih lama, Kamboja mengantongi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang paling rendah.

"Sejak Revolusi Industri, masyarakat di dunia menjadi lebih kaya. Bahkan dalam 150 tahun terakhir, jam kerja menurun drastis," tulis laporan tersebut, dikutip pada Senin, 16 Oktober 2023.

Negara-negara kaya dengan jam kerja yang rendah seperti Swiss, memiliki produktivitas tenaga kerja yang sangat tinggi. Jika produktivitas pekerja tinggi, maka mereka mendapat jam kerja yang lebih sedikit pula.

Baca Juga: Masyarakat Berpenghasilan Rp20.000/Hari Bukan Kelompok Miskin, Cukup untuk Beli Pangan Bergizi Cegah Stunting?

Kendati demikian, tak semua negara menerapkan itu. Amerika Serikat dan Singapura misalnya, masyarakat di dua negara itu bekerja lebih lama meski memiliki tingkat produktivitas yang serupa dengan Swiss.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat