kievskiy.org

Dedik Menganyam Asa dengan Limbah Pabrik, Kini Bisa Kerja Santai tanpa Tekanan

Dedik, pemuda asal Desa Bero yang menjajal peruntungan menjalankan UMKM menganyam limbah plastik.
Dedik, pemuda asal Desa Bero yang menjajal peruntungan menjalankan UMKM menganyam limbah plastik. //Pikiran-Rakyat.com/Nopsi Marga /Pikiran-Rakyat.com/Nopsi Marga

PIKIRAN RAKYAT – Sebaik-baiknya limbah adalah yang berguna dan bisa diolah kembali sehingga bermanfaat bagi lingkungan. Sustainability bisa menjadi kunci agar limbah tak jadi sampah dan merugikan makhluk hidup di bumi.

Plastik menjadi limbah yang paling sulit terurai dan berbahaya bagi keberlangsungan bumi. Oleh karena itu butuh kejelian dan kreativitas yang sangat tinggi untuk bisa memanfaatkan limbah, terutama limbah plastik dengan baik.

Pihak-pihak yang bisa mencetuskan ide untuk mengolah limbah berbahan dasar plastik menjadi barang yang memiliki fungsi lain, tentunya patut diberi apresiasi setinggi-tingginya. Pasalnya, mereka tak hanya mengurangi limbah, tapi bisa memanfaatkannya menjadi ladang mencari uang.

Seiring berkembangnya teknologi, saat ini sudah banyak dicetuskan program pengolahan limbah plastik menjadi kerajinan hingga barang-barang esensial. Masyarakat yang sadar bumi tak lagi aman berbondong-bondong memutar otak untuk bisa mengolah limbah plastik dengan baik.

Baca Juga: Desa BRILian Kemudo Ubah Bongkahan Limbah Industri Jadi Modal Warga untuk Berdaya dan Mandiri

Salah satu ide cemerlang yang dicetuskan masyarakat Indonesia untuk mengolah limbah adalah dengan mengubahnya menjadi kerajinan yang bernilai jual tinggi. Bahkan ada pula limbah yang diolah menjadi barang yang memiliki fungsi untuk menyokong sustainability.

Di Bero, Trucuk, Klaten, terdapat klaster penganyam limbah pabrik yang berasal dari plastik hasil pengepresan. Limbah pabrik tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk dijadikan keranjang sampah atau keranjang sayur yang pasti banyak dicari.

Dedik Wahyu Setiaji, pemuda asal Desa Bero, Trucuk, Klaten nekat keluar dari pabrik tempatnya bekerja untuk mencoba menjadi penganyam limbah pabrik. Berbekal ilmu yang dipelajari dari orangtua dan lingkungan sekitar rumahnya, Dedik berhasil menapaki jalan panjang menjadi pelaku UMKM.

Meski baru berusia 25 tahun, Dedik menyadari bahwa dirinya tak mungkin selamanya ikut bekerja di tempat orang lain. Sebagai anak muda, Dedik ingin menguji sejauh mana dia bisa bertahan jika harus menjalankan UMKM miliknya sendiri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat