kievskiy.org

Harga Jengkol Menjadi Penyumbang Deflasi Tasikmalaya Sampai 0,03 Persen

JENGKOL.*
JENGKOL.* /Pikiran-rakyat.com/Nurhandoko Wiyoso

PIKIRAN RAKYAT - Inflasi Kota Tasikmalaya pada Oktober 2020 adalah 0,14% (mtm), Angka inflasi Bulan Oktober tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,03% (mtm). 

Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun berjalan adalah 1,07% (ytd) dan inflasi tahunan 1,61% (yoy).

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Darjana, Rabu, 11  November 2020. 

Baca Juga: Mengenal Sosok Jajaka Bandung Penoreh 'Tinta Emas' yang Berhasil Luluhkan Hati Putri Gubernur NTB

Menurut Darjana, komoditas penyumbang utama inflasi (andil % mtm) di Bulan Oktober 2020 adalah cabai merah sebesar 0,077, bawang merah 0,058, minyak goreng 0,035, daun bawang 0,022 dan beras 0,012.

Adapun lanjut Darjana, komoditas penyumbang utama deflasi (andil % mtm) di Bulan Oktober 2020, yaitu telur ayam ras -0,053, emas perhiasan -0,025, jengkol -0,024, daging ayam ras -0,015, dan Apel -0,008.

Dari data tersebut kata dia, pada bulan Oktober 2020, Kota Tasikmalaya mengalami inflasi setelah dua bulan sebelumnya tercatat deflasi. 

Baca Juga: Andrea Dovizioso Resmi Berhenti Balapan di MotoGP 2021, Ini Pesannya yang Singgung Soal Ambisi Balap

"Sama dengan kondisi nasional, tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan harga cabai merah dan bawang merah akibat penurunan pasokan sebagai dampak dari curah hujan tinggi yang menyebabkan gagal panen," ujarnya.

Di Kota Tasikmalaya, pasokan cabai merah kebanyakan dipasok dari Kabupaten Garut, dan sebagiannya merupakan produksi lokal yaitu dari Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Taraju. Adapun ujar dia, harga cabai pada akhir Oktober 2020 terpantau pada kisaran Rp 50.000/kg atau meningkat 55,59% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya pada kisaran Rp 25.000/kg.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat