kievskiy.org

RKUHP, Bung Karno, dan Ajaran Marxisme

Presiden AS ke-35 John F. Kennedy bersama Presiden RI pertama Soekarno.
Presiden AS ke-35 John F. Kennedy bersama Presiden RI pertama Soekarno. /dok. www.jfklibrary.org

PIKIRAN RAKYAT - Pada waktu anak-anak muda yang lain asyik memadu cinta, aku meringkuk dengan Das Kapital. Aku menyelam lebih dalam dan lebih dalam lagi

Siapa gerangan yang meringkuk, membaca buku karya Karl Marx serta mempelajarinya? Tak tahukah ia, ajaran Marx dianggap berbahaya dan yang dianggap menyebarkannya berpotensi dicokok aparat keamanan negara saat ini selepas Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana disahkan menjadi UU itu?

Tokoh yang membaca salah satu karya Marx terpenting itu tak sembarangan. Ia adalah Sukarno, proklamator kemerdekaan dan salah satu pendiri negara ini. Pengalaman Bung Karno "bercumbu" dengan karya Marx itu diungkapkannya dalam buku, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams.

Baca Juga: RKUHP yang Baru dan Masa Depan Demokrasi

Jika Marxisme saat ini begitu diharamkan, tak demikian dengan bapak bangsa tersebut kala memimpin pergerakan nasional melawan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Bung Besar bahkan menjadikan sejumlah tokoh komunis lawas Indonesia sebagai gurunya.

Simak saja pernyataan Sukarno terkait Alimin, salah satu tokoh komunis yang bahkan pernah mau menggulingkannya.

"Tetapi dia adalah salah seorang guruku di masa mudaku. Aku berterima kasih kepadanya atas segala kebaikan yang telah diajarkannya kepadaku. Aku berhutang budi kepadanya," katanya.

Baca Juga: RKUHP Masih ‘Panas’, Netizen Malaysia Ajak Rakyat RI dan Thailand Beraliansi untuk Saling Roasting Penguasa

Ya, Alimin adalah seorang tokoh yang memperkenalkan Marxisme kala Bung Karno indekos di Rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, pimpinan Sarekat Islam  di Peneleh Gang 7, Surabaya di masa awal pendidikannya.

Tokoh-tokoh komunis semacam Alimin dan Muso terkadang menyambangi dan berdiskusi di rumah HOS Tjokroaminoto. Sebagai anak pupuk bawang, Sukarno banyak bertanya kepada para mentornya terkait kondisi negeri kelahirannya yang menderita akibat penjajahan Belanda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat