kievskiy.org

Kenapa PDIP Lambangnya Banteng Moncong Putih? Ini Filosofi dan Maknanya

Bendera PDIP.
Bendera PDIP. /Pikiran Rakyat/Egi Septiadi

PIKIRAN RAKYAT - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) identik dengan dikenal dengan lambang banteng moncong putih. PDI-P merupakan gabungan dari lima partai politik, yakni Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.

Kelima partai tersebut sepakat untuk membentuk wadah baru di bawah Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.

Setelah PDI diubah menjadi PDI Perjuangan pada 19 Februari 1999, lambang partai juga berubah seperti yang dikenal saat ini yakni banteng dengan moncong putih dan mata merah.

Baca Juga: Moeldoko kepada Pengkritik Jokowi Soal Kampanye: Kita Negara Hukum, Bukan Negara Asumsi

Makna Lambang PDIP

Dikutip dari laman resmi PDI-P, lambang mata merah banteng dengan pandangan tajam melambangkan sikap selalu waspada terhadap ancaman dalam berjuang.

Sementara itu, moncong putih melambangkan dapat dipercaya dan komitmen dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Warna dasar merah melambangkan keberanian dalam mengambil risiko dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran untuk rakyat.

Sejarah Singkat

Sejarah logo PDI-P Sejarah logo PDI-P bisa dirunut sejak lahirnya Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang didirikan Ir Soekarno pada 1927. Saat kelahirannya, PNI memiliki logo atau lambang kepala banteng di tengah segitiga menggambarkan nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme.

Logo PNI tersebut terinspirasi dari lambang Perhimpunan Indonesia yang didirikan pada 1908 di Belanda. Bedanya saat itu, logo PI adalah berlambang merah putih dengan kepala kerbau di tengahnya.

"Lambang PNI mirip dengan lambang Perhimpunan Indonesia. Kalau lambang Perhimpunan Indonesia merah putih dengan gambar kerbau tengahnya, maka lambang PNI juga tetap menggunakan merah putih hanya kerbau diganti dengan kepala banteng," kata Arnold Mononutu, anggota PNI, dalam biografinya, Potret Seorang Patriot karya R. Nalenan dikutip dari Historia.

Lambang Perhimpunan Indonesia tersebut kemudian diadopsi oleh PNI yang didirikan pada 4 Juli 1927. PNI mengadopsi lambang Perhimpunan Indonesia karena beberapa pendirinya mantan anggota Perhimpunan Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat