kievskiy.org

Jokowi-Megawati Berat untuk 'Rujuk', Presiden Merasa Tak Lagi Butuh PDIP?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. /Antara/Akbar Nugroho Gumay

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan sulit disatukan kembali dengan PDI Perjuangan (PDIP) dan Ketumnya, Megawati Soekarnoputri.

Hal itu disampaikan oleh Pengamat politik yang juga pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona.

Meski tidak mustahil, Mikhael menilai rujuknya kedua tokoh besar itu akan sangat sukar dilakukan. Bahkan, sampai nanti Jokowi lengser dari jabatan, rekonsiliasi tersebut besar kemungkinan berakhir jadi wacana semata.

"Garis demarkasi antara ideologi Jokowi yang lebih pragmatis dengan ideologi Megawati yang teguh dan berprinsip, saya kira sulit didamaikan," kata Bataona, di Kupang, Kamis, 25 Januari 2024.

Belakangan muncul sinyal rekonsiliasi dari Jokowi dan Megawati. Salah satunya dengan pengiriman bunga Anggrek dari Jokowi untuk sang Ketum PDIP di hari perayaan ulang tahunnya.

Bataona menjelaskan, kendati sempat sangat mesra seja Jokowi memulai kariernya di dunia politik, kini perbedaan kedua tokoh itu sudah terlalu jauh.

Menurut Bataona perbedaan prinsip itu semakin kentara saat Jokowi seolah membiarkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka naik jadi cawapres lewat pencederaan konstitusi dan manipulasi hukum Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Juga: Mahfud MD Dituding Hina Gibran dengan Kata Recehan dan Ngawur, Kini Dilaporkan ke Bawaslu

Dengan kasus itu, Jokowi menurutnya seperti memperlihatkan sikap bulat untuk hengkang dari PDIP. Sebab, Megawati dikenal sebagai sosok yang menentang cara-cara kotor penguasa menerobos hukum sebagaimana proses pencalonan Gibran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat