kievskiy.org

Saat Menstruasi, Risiko Infeksi Meningkat karena Bakteri Jahat

 Ilustrasi nyeri saat menstruasi atau haid. Masa menstruasi adalah masa yang menyimpan risiko infeksi tinggi sehingga perlu diperhatikan dan diberikan pengetahuan cara mencegahnya.
Ilustrasi nyeri saat menstruasi atau haid. Masa menstruasi adalah masa yang menyimpan risiko infeksi tinggi sehingga perlu diperhatikan dan diberikan pengetahuan cara mencegahnya. / pixabay pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Anggota Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MPH menjelaskan, ketika menstruasi, risiko infeksi meningkat karena bertambahnya jumlah bakteri jahat di vagina.

Hal itu akibat turunnya tingkat keasaman vagina karena keberadaan darah haid.

"Oleh karena itu, penting untuk menerapkan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)," katanya dalam Webinar bertajuk 'Sehat dan Bersih Saat Menstruasi' dalam rangka Hari Kebersihan Menstruasi yang jatuh setiap 28 Mei.

Webinar itu diselenggarakan terkait kesadaran perempuan Indonesia akan pentingnya manajemen kebersihan selama periode menstruasi masih sangat rendah.

Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Italia 2021: Frustasi karena Terlalu Lambat, Marc Marquez Pilih 'Buntuti' Vinales

Ketidaktahuan akan manajemen kebersihan menstruasi yang tepat dapat meningkatkan risiko terjadinya ketidaknyamanan (gatal, bau tidak sedap dan keputihan) hingga infeksi di area kewanitaan.

Di lain sisi, ibu memainkan peranan penting dalam melakukan transfer ilmu mengenai manajemen kebersihan menstruasi kepada anak perempuannya.

Menurut Prof. Dwiana, penerapan MKM di antaranya membersihkan vagina secara benar, teliti dan berkala; menggunakan air bersih mengalir dengan cairan pembersih antiseptik kewanitaan yang sesuai dengan pH vagina dan dapat digunakan saat menstruasi; menggunakan pembalut bersih dan dapat menyerap darah dengan baik; serta mengganti pembalut secara teratur minimal setiap 4 jam sekali.

"Apabila merasakan gejala yang tidak normal saat menstruasi, maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter," lanjut Prof. Dwiana.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat