PIKIRAN RAKYAT - Perilaku masyarakat yang membuang obat tak terpakai ke tempat sampah umum, ternyata menimbulkan dampak negatif yang sangat besar bagi manusia dan lingkungan.
Tentu perilaku masyarakat Indonesia ini sangat berbeda dengan warga Swedia dan Australia, yang sudah memiliki aturan pengembalian obat bekas ke apotek.
Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 497 responden di Bandung, menunjukkan hampir seluruh responden (97 persen), memiliki setidaknya satu obat tak terpakai di rumah.
Adapun obat-obatan yang tersisa biasanya terdiri dari obat antiinflamasi, vitamin dan suplemen nutrisi, serta antibiotik.
Melansir The Conversation, sebanyak 82 persen pasien di Bandung membuat obat-obatan bekas di tempat sampah rumah tangga.
Berdasarkan riset yang dilakukan Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Universitas Padjajaran, lebih dari separuh (53,1 persen) responden tidak tahu bahwa cara membuang obat dengan tidak tepat bisa membahayakan lingkungan dan kesehatan penduduk.
Kurangnya informasi tentang cara membuang obat sisa dengan benar menjadi permasalahan utama kasus ini.
Meningkatnya produk farmasi menjadi faktor kasus ini. Belum lagi perilaku dokter yang meresepkan obat secara berlebih, ditambah tidak patuhnya pasien menyebabkan banyak obat tersisa.