kievskiy.org

Guru Besar Beri Peringatan Bahwa Stres Saat Pandemi Virus Corona Bisa Turunkan Imunitas

ILUSTRASI stres.
ILUSTRASI stres. /Pexels Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Ketakutan akan wabah virus corona dapat menimbulkan stres dan kecemasan yang pada akhirnya menurunkan imunitas. Pasalnya, saat stres dan cemas, tubuh lambat memproduksi antibodi sehingga malah membuat tubuh lemah dan gampang terkena infeksi, termasuk infeksi virus corona.

Guru Besar Bidang Ilmu Keperawatan Jiwa pada Fakultas Keperawatan Unpad Suryani mengatakan, stres dan cemas bisa muncul karena banyaknya pemberitaan tentang virus corona.

Pemberitaan tentang angka kasus positif yang terus meningkat tentu akan meningkatkan stres bagi individu. Banyak pula informasi simpang siur terkait virus corona di media sosial. Stres dan cemas juga bisa muncul akibat adanya aturan karantina wilayah yang diberlakukan pemerintah.

Baca Juga: Dukung Penanganan Covid-19, Lintasarta Salurkan Donasi APD, Masker, dan Hand Sanitizer

Efek stres pada individu bisa berbeda tergantung lokasi tempat tinggal. Bagi Individu yang berada di zona merah virus corona, berpotensi lebih stres daripada yang berada di luar zona merah.

"Kecemasan dan stres yang dialami oleh individu tersebut jika dibiarkan bisa mengakibatkan dampak yang cukup serius, seperti perasaan curiga yang berlebihan pada orang lain karena takut tertular, hingga kurangnya empati pada pemerintah yang mungkin dianggap kurang serius menangani masalah wabah ini. Stres ini bisa menimbulkan kemarahan dan lebih parahnya mengamu," ucap Suryani dalam keterangan tertulis yang diterima "PR", Senin 6 April 2020.

Untuk mengatasi kecemasan dan stres akibat virus corona, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Suryani mengimbau masyarakat untuk tidak menghabiskan waktu terus-menerus untuk mencari informasi tentang virus corona.

Baca Juga: Pelatih Persib Robert Alberts Ragu Liga Bisa Dimulai dalam Waktu Dekat

Hal tersebut hanya akan menambah kecemasan dan stres. Ibarat komputer, terlalu banyak informasi yang diterima dapat menyebabkan kerja otak kita melambat.

Masyarakat harus lebih selektif dalam menerima informasi, terutama informasi yang berasal dari sosial media karena informasi itu belum tentu benar. Selain itu, Suryani menyarankan untuk tidak fokus pada banyaknya kasus pasien yang meninggal karena akan meningkatkan kecemasan dan menimbulkan keputusasaan. Fokuslah pada banyaknya orang yang sembuh dari virus corona dan percaya bahwa penyakit itu bisa disembuhkan.

Daripada fokus pada pemberitaan buruk, lebih baik masyarakat melakukan relaksasi, seperti mendengarkan musik yang disukai dan bergembira serta belajar bersama anak. Selain itu, tetap turuti imbauan pemerintah untuk berdiam diri di rumah, melakukan pembatasan sosial dan fisik, cuci tangan secara regular, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat