kievskiy.org

Faktor Penyebab Gangguan Jiwa, Bukan karena Lemah Iman dan Kurang Beribadah

Ilustrasi orang dengan gangguan jiwa.
Ilustrasi orang dengan gangguan jiwa. /Pexels/Anna Avilova

PIKIRAN RAKYAT - Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ mengatakan bahwa gangguan jiwa bukan tanda-tanda seseorang lemah iman, kurang beribadah, dan kurang bersyukur. Pasalnya, gangguan jiwa pada dasarnya merupakan sebuah penyakit.

"Banyak yang beranggapan bahwa depresi, gangguan jiwa, pasti kurang iman, kurang bersyukur. Ini sebenarnya mitos, karena gangguan jiwa itu penyakit, sama seperti penyakit fisik. Semua bisa kena termasuk dokter, tenaga medis, pemuka agama juga," kata Zulvia dalam acara bincang-bincang mengenai kesehatan mental yang digelar daring akhir pekan lalu, seperti dilansir Antara.

Faktanya, berdasarkan hasil riset, ditulis Dokter Harold Koenig dalam jurnal ISRN Psychiatric seperti dikutip laman National Library of Medicine, keyakinan dan praktik keagamaan telah lama dikaitkan dengan histeria, neurosis, dan psikotik delusi.

Namun demikian, di sisi lain, sejumlah penelitian juga mengidentifikasi praktik keagamaan mungkin berguna sebagai sumber psikologis dan sosial untuk mengatasi stres.

Baca Juga: Benarkah Kepribadian Seseorang Bisa Berubah saat Tumbuh Dewasa?

Dokter Zulvia yang merupakan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) menjelaskan bahwa saat menghadapi tekanan atau stres, setiap orang memiliki mekanisme coping yang berbeda. Ada orang yang memilih tidur, ada juga yang memilih makan, belanja, jalan-jalan, dan beribadah.

Jadi, tiap individu punya mekanisme berbeda saat mereka mengatasi tekanan hidup. Oleh karena itu, menurut dia, kebanyakan orang menganggap bahwa orang yang mengalami masalah kesehatan mental adalah orang yang kurang ibadah.

Alih-alih menyarankan ke psikiater, mereka akan lebih menyarankan untuk memperbanyak ibadah. Bahkan, mereka diminta pergi ke ulama. Saran seperti itu justru bisa semakin memperparah gangguan jiwa yang diidap.

"Ibadah, doa, itu bisa meredakan stres, tapi bukan satu-satunya cara. Bukan pula berarti orang yang nggak bersyukur pasti akan terkena gangguan, karena tadi, konsepnya adalah penyakit," kata Zulvia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat