kievskiy.org

Cegah Kegemukan Setelah Lebaran dengan Puasa Syawal

Ilustrasi. Puasa syawal adalah salah satu cara untuk mencegah kegemukan.
Ilustrasi. Puasa syawal adalah salah satu cara untuk mencegah kegemukan. /Pixabay/kalhh

PIKIRAN RAKYAT - Setelah Lebaran, seringkali banyak orang mengalami beberapa masalah kesehatan dan kegemukan akibat perubahan pola makan yang drastis. Selain itu, acara kumpul keluarga yang menyuguhkan berbagai macam minuman dan makanan berkalori tinggi juga menjadi faktor pendorong kenaikan berat badan seseorang. 

"Karena asupannya banyak, makan sudah tidak lagi dibatasi dan yang utama adalah karena kita tidak mengubah gaya hidup dalam jangka waktu lama,” ujar Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M. Gizi, Sp.GK, pada Jumat, 14 April 2023.

Salah satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut adalah melaksanakan puasa sunah Syawal selama enam hari. Lalu, dilanjutkan dengan membayar utang puasa. Hal tersebut dilakukan supaya tubuh dapat terbiasa dan beradaptasi dengan pola makan yang teratur, sehingga berat badan tetap stabil. Selain itu, Nurul juga memberikan saran agar tetap konsisten dalam menjaga pola makan dapat dilanjutkan dengan membiasakan diri berpuasa sunah Senin dan Kamis.

Hal penting lainnya adalah asupan gizi yang seimbang, yakni makanan yang memenuhi makronutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral). Sebagaimana anjuran Nabi, saat berbuka puasa kita dapat memakan kurma yang memiliki kandungan karbohidrat, serat, dan gula. Lalu, hal lain yang harus ditambah adalah protein yang bisa didapatkan dari tempe, tahu, telur, atau susu.

Baca Juga: Obesitas Berisiko bagi Perempuan, Dapat Munculkan Gangguan Kesuburan

Selanjutnya, saat makan malam, Nurul menyarankan sebaiknya makan makanan sesuai dengan kaidah “Isi Piringku” yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur dan 50 persen karbohidrat (diperoleh dari makanan pokok nasi/kentang/ubi/singkong/mie/roti) dan protein (diperoleh dari lauk pauk). Selain itu, yang harus dipenuhi lainnya oleh tubuh adalah minum, mulai dari berbuka puasa sampai dengan sahur dianjurkan untuk minum 7-8 gelas.

Di sisi lain, gorengan seperti bakwan, tahu isi, dan sejenisnya selalu menjadi menu favorit masyarakat Indonesia untuk berbuka puasa. Nurul mengatakan, gorengan didominasi oleh tepung (karbohidrat) dan minyak (lemak). Contohnya, bakwan goreng yang dalam satu porsinya mengandung hampir setara dengan 7-8 sendok nasi.

Baca Juga: 5 Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan, Salah Satunya Menjaga Kadar Kolesterol

“Biasanya kita berbuka dengan banyak makan gorengan, misal sehabis makan bakwan, kita makan tahu isi dan lainnya. Sehingga, kalorinya sudah sama dengan setara dengan sepiring nasi, sayur, dan lauk pauk. Efeknya akan kenyang, karena secara kalori sudah memenuhi untuk sekali makan. Namun dari segi nutrisi, ini tidak seimbang karena sedikit sekali proteinnya. Apakah ada vitamin dan mineralnya? Ada, tetapi juga sangat sedikit,” katanya

Oleh sebab itu, jika seseorang sudah makan 2-3 gorengan lalu ditambah makan nasi beserta lauk pauknya, hal ini akan memengaruhi staminanya selama berpuasa. Badan akan terasa lemas karena sudah merasa kenyang namun nutrisinya tidak terpenuhi. Tidak hanya itu, massa ototnya akan turun, lebih mudah sakit, dan loyo. Selain itu, bagi sebagian orang yang menjaga berat badan menjadi lebih sulit untuk menurunkan berat badannya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat