PIKIRAN RAKYAT - Waktu tidur terbaik untuk kalangan usia 13 hingga 18 tahun telah disepakati sebanyak delapan hingga 10 jam tidur setiap malam. Sementara orang dewasa berusia 18 hingga 64 tahun harus tidur setidaknya tujuh jam.
Carleara Weiss, PhD, MS, RN. Penasihat sains tidur Aeroflow Sleep menjelaskan bahwa jika seseorang terus menerus kekurangan jam tidur di bawah jumlah yang disarankan ini, pasti muncul dampak negatif terhadap kesehatan, kinerja fisik, dan juga mental.
Weiss melanjutkan, dampak umum kurang tidur di antaranya juga merusak kinerja fisik, ingatan, daya belajar, suasana hati, perhatian, konsentrasi, fungsi imunitas, juga regulasi hormon.
Karena rentang usia Gen Z adalah 10 hingga 25 tahun, berarti hanya anggota generasi tertua yang memiliki otak dengan perkembangan sempurna. Dengan demikian, Weiss mencatat bahwa kurang tidur dapat sangat berbahaya bagi kesehatan fisik, kognitif, sosial, dan emosional mereka.
Baca Juga: Terapi Sulit Tidur Bisa Sembuhkan Insomnia pada Lansia dan Kalangan Lainnya
Penelitian tahun 2017 bahkan menunjukkan bahwa kekurangan jam tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, demensia, serta kanker.
Lantas bagaimana cara memperbaiki jam tidur yang kadung berantakan, terutama karena terlalu banyak main media sosial di malam hari hingga larut?
Dopamine yang dikeluarkan dari scrolling medsos ibarat malapetaka raksasa. Para ahli meyakini bahwa penurunan dalam penggunaan media sosial dapat berdampak pada peningkatan kualitas tidur. Berikut ini cara-cara yang bisa diterapkan untuk terlepas dari belenggu medsos supaya dapat tidur yang cukup dan berkualitas:
Tetapkan Batas Waktu dan Patuhi
Pasang alarm bila perlu, untuk menandai kapan waktunya Anda berhenti bermain media sosial. Misal, setiap malam, pada pukul 21.00 WIB atau 22.00 WIB alarm akan berbunyi, menandakan Anda mau tidak mau menyimpan ponsel pintar, dan segera bersiap untuk tidur. Upayakan alarm ini diatur dalam satu hingga dua jam sebelum waktu tidur.