kievskiy.org

Perempuan Malas Olahraga Bisa Kena Kanker Payudara, Jangan Terlambat Mendeteksi Gejala

Ilustrasi kanker payudara.
Ilustrasi kanker payudara. /Freepik/diana.grytsku

PIKIRAN RAKYAT - Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Salah satu manfaat olahraga yang belum banyak diketahui adalah mencegah kanker payudara. Kanker payudara  marak terjadi pada perempuan, bahkan sering menjadi penyebab kematian.

Data Globocan menunjukkan, ada 68.858 kasus kanker payudara di Indonesia atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

Angka tersebut menunjukkan perlu adanya kesadaran bagi perempuan untuk memulai upaya pencegahan penyakit ini. Meski begitu, kabar baiknya, risiko kanker payudara bisa diatasi dengan aktivitas fisik dan rutin berolahraga.

Ahli onkologi kanker payudara, Halle Moore MD, mengatakan, ada berbagai penelitian yang menunjukkan kaitan antara aktivitas fisik dan penurunan kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kanker. Dalam jurnal JAMA Network, diungkap bahwa perempuan pascamenopause yang berolahraga 300 menit per minggu dapat mengurangi total lemak tubuh ketimbang mereka yang berolahraga kurang dari waktu tersebut.

Obesitas dan gaya hidup sedentary (aktivitas fisik sangat minim) meningkatkan faktor risiko terjadinya kanker payudara. Estrogen yang banyak tersimpan dalam sel lemak nantinya akan berkontribusi terhadap tumbuhnya sel-sel kanker payudara. Penurunan lemak tubuh akan berperan dalam mengurangi risiko kanker payudara.

Baca Juga: Tips Diet: 10 Cara Agar Berat Badan Cepat Turun, Jangan Sampai Salah Kaprah

Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di jaringan payudara. Kanker payudara terjadi ketika sel-sel pada jaringan di payudara tumbuh secara tidak terkendali dan mengambil alih jaringan payudara yang sehat dan sekitarnya.

Kanker payudara bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus) atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat dalam payudara. Meski lebih sering terjadi pada perempuan, kanker payudara juga bisa menyerang pria.

Salah seorang penyintas kanker yang juga merupakan instruktur zumba, Evelyn Liem, mengatakan bahwa ketika dirinya didiagnosis mengidap kanker, olahraga zumba memberi harapan dan kekuatan untuk terus menjalani hidup. Zumba dilakukan dengan menggerakkan seluruh anggota tubuh. Satu jam zumba bisa membakar 500-800 kalori.

Selain membakar kalori, zumba bisa dilakukan dengan menari sambil bersenang-senang. Zumba juga memungkinkannya untuk bertemu dengan teman-teman serta komunitas yang dipenuhi dengan energi positif.

Dengan berada di lingkungan yang menyenangkan, akan lebih banyak manfaat yang dirasakan selain kesehatan fisik, melainkan juga stabilitas emosi dan kepercayaan diri.

Baca Juga: 6 Tips Diet Cepat dan Aman untuk Kesehatan, Wajib Diketahui bagi Pemula

Deteksi dini

Dokter Spesialis Bedah Onkologi Santosa Hospital Bandung Central (RS Santosa Kebonjati), Rian Robian, menyebutkan, saat ini 60-70 persen pasien yang datang ke rumah sakit pusat rujukan kanker kondisinya sudah stadium 3 atau 4. Hal itu sangat disayangkan karena peluang kesembuhan kanker payudara akan semakin besar jika ditemukan pada stadium awal.

Kanker payudara seringkali sulit terdeteksi pada tahap awal karena ukurannya yang kecil. Benjolan baru dapat teraba jika ukurannya cukup besar.

Meski demikian, tidak semua benjolan di payudara berarti kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan sejak dini penting dilakukan guna memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan.

Baca Juga: 6 Olahraga yang Bisa Dilakukan di Rumah untuk Menaikkan Berat Badan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat