PIKIRAN RAKYAT - Gula menjadi salah satu asupan andalan pada saat puasa Ramadhan 2024. Senyawa manis itu dikonsumsi, untuk menambah dan mengembalikan energi.
Akan tetapi, asupan gula perlu dibatasi agar tak berlebihan dan berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Asupan gula yang berlebihan dapat membuat gerakan tubuh lebih lambat, mudah mengantuk, sulit berkonsentrasi, kurang termotivasi saat beraktivitas, juga lebih cepat lapar sehingga cenderung makan lebih banyak.
"Konsumsi gula dapat dilakukan saat berbuka bukan saat sahur karena tubuh telah kehilangan lebih banyak energi selama 12 jam dan gula bisa mengisi kehilangan energi tersebut," kata Senior Manager Medical Underwriter Sequis, dr Fridolin Seto Pandu.
Pada saat berbuka puasa, khusus mereka yang gemar meminum es teh manis bisa mencoba mengurangi takaran gula dari yang semula terbiasa dengan dua sendok menjadi satu sendok teh.
"Lalu latih lagi menjadi setengahnya hingga terbiasa tidak merasa perlu menambah gula," ucap dr Fridolin Seto Pandu.
Dibandingkan gula, dia menyarankan orang-orang memenuhi kebutuhan asupan cairan yang telah hilang dengan minum air putih atau minuman tanpa pemanis daripada yang mengandung fruktosa yang terkandung pada sirup dan minuman kemasan.
Selain itu, sebaiknya kurangi dan ganti camilan manis seperti biskuit, kue kering, puding, kolak, dan es buah dengan mengonsumsi potongan buah-buahan segar.
Sementara untuk sahur, masyarakat bisa mengonsumsi makanan tinggi serat, mengandung karbohidrat kompleks, dan protein agar tidak cepat merasa lapar. Jenisnya antara lain beras merah, kentang, jagung, ubi jalar, alpukat, kacang hijau, dan oatmeal.
Perhatikan Kebutuhan Kalori
Dokter Fridolin Seto Pandu mengatakan, kebutuhan kalori harian tubuh saat berpuasa tetap sama saat tidak sedang menjalankan puasa, yakni berkisar 1.500-2.500 Kkal per harinya.