kievskiy.org

Psikolog Sebut Cuti bagi Pria yang Istrinya Melahirkan Diperlukan, Ini Alasannya

Ilustrasi cuti.
Ilustrasi cuti. /Pixabay/mohamed_hassan Pixabay/mohamed_hassan

PIKIRAN RAKYAT - Beberapa hari terakhir, perbincangan mengenai pro dan kontra rencana diwujudkannya Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai aturan pelaksana dari UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, yang mengatur soal cuti bagi pria yang istrinya melahirkan. Beberapa kalangan menilai rencana ini patut diadaptasi juga di Indonesia sebagaimana sudah dilakukan di berbagai negara, sementara kalangan lain berpendapat bahwa hal tersebut tidak diperlukan. 

Adapun hak cuti bagi karyawan pria yang istrinya melahirkan atau disebut “Cuti Ayah”, sudah diberlakukan di beberapa negara dan perusahaan multinasional. Waktu cuti yang diberikan bervariasi, berkisar 15 hari, 30 hari, 40 hari, hingga 60 hari. 

Dari sudut pandang psikologi, hal ini memang diperlukan. Dosen dan Psikolog dari Universitas Islam Bandung (Unisba) Dinda Dwarawati mengatakan, seorang ibu atau calon ibu sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya -terutama suami (ayah), baik secara fisik maupun psikis. 

“Ketika hamil saja, seorang istri butuh dukungan agar nantinya siap untuk mengalami persalinan dengan nyaman, apalagi ketika pascamelahirkan, karena pastinya membutuhkan energi yang sangat besar bagi sang ibu,” kata Dinda, ketika dihubungi Pikiran Rakyat Jumat, 15 Maret 2024 malam.

Baca Juga: Pergeseran Tanah Ganggu Lalu Lintas Rest Area 101 B Tol Cipali

Ketua UPLT Unisba ini juga mengatakan, ibu dalam kondisi pascamelahirkan memiliki fisik yang lemah, mudah lelah, sehingga tidak bisa langsung pulih dengan cepat. Ketika mengurus sang buah hati pun, energi besar lain diperlukan, mulai dari proses mengASIhi, hingga menyesuaikan pola istirahat sesuai dengan kebiasaan baru memiliki momongan. 

“Dengan begitu, proses pelibatan ayah mutlak diperlukan,” ujar DInda. 

Selain bisa menjadi booster bagi ibu, keterlibatan langsung dari ayah bisa membantu meringankan berbagai hal. 

Ibu yang baru saja melahirkan juga disebutkan Dinda rentan mengalami baby blues. Sindrom ini merupakan kondisi yang dialami oleh sebagian besar ibu yang baru melahirkan. 

Hal itu mengingat ibu yang baru melahirkan cenderung memiliki waktu tidur yang berantakan, kurang tidur, dan kurangnya waktu untuk diri sendiri, sehingga banyak ibu baru mengalami depresi ringan dan perubahan suasana hati. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat