PIKIRAN RAKYAT - Kasus Flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) terdeteksi di Indonesia sejak Januari-Maret 2024. Dokter spesialis anak, Edi Hartoyo, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa Flu Singapura masuk golongan ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun penyakit ini berpotensi memiliki penyebaran yang sangat cepat, terutama di kalangan bayi dan balita.
Menurut Edi Hartoyo, ciri khas dari penyakit ini adalah munculnya lesi kulit pada telapak tangan, telapak kaki, dan mulut. Anak yang terinfeksi Flu Singapura biasnaya juga mengalami demam dan kehilangan nafsu makan.
Berdasarkan penilitian IDAI di Banjarmasin tahun 2016, dari 2000 asus terdapat 72 persen penderita mengalmai demam, 100 persen mengalami lesi kulit, 83 persen merasakan nyeri ketika menelan, sehingga sulit makan. Ada juga gejala lain seperti batuk, pilek, diare, dan muntah.
“91% kasus mesti ada lesi di mulut, telapak tangan, dan kaki. Tapi apakah di semuanya harus ada lesi? Ternyata tidak,” ujar Edi.
Apakah Bisa Sembuh dengan Sendirinya?
Secara umum, kata Edi, Flu Singapura bisa sembuh dengan sendirinya. Namun Edi mengingatkan agar para orangtua tetap waspada ketika ada gejala mengarah infeksi berat muncul, seperti demam tinggi di atas 39 derajat, kemudian nafas cepat dan kejang.
Salah satu komplikasi yang bahaya Flu Singapura adalah dapat menyerang otak sehingga menyebabkan meningitis dan ensefalitis.
Meski demikian, Edi mengatakan kasus dengan komplikasi seperti ini sangat jarang terjadi.
“Kalau ada anak nyeri kepala, kaku kuduk, anaknya tidak sadar, kejang, koma, bahkan menyebabkan kelumpuhan,” jelas Edi.
Apa Bedanya Flu Singapura dengan Cacar dan Sariawan?
Flu Singapura berbeda dengan cacar. Biasanya cacar air muncul di badan, kemudian keluar dan tepian bintik lesinya berwarna merah. Sementara Flu Singapura tidak.