Pejabat intelijen AS, John Ratcliffe membuat tudingan tersebut dalam editorial di surat kabar. Dalam tulisannya, Ractlife memperingatkan bahwa Tiongkok merupakan ancaman terbesar bagi AS.
Ratcliffe juga menuding Tiongkok bermaksud mendominasi AS dan seluruh dunia secara ekonomi, militer dan teknologi.
"Intelijen AS menunjukkan bahwa Tiongkok bahkan telah melakukan pengujian manusia pada anggota Tentara Pembebasan Rakyat dengan harapan mengembangkan tentara dengan kemampuan yang ditingkatkan secara biologis," tulis Ratcliffe, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari The Guardian, 5 Desember 2020.
"Tidak ada batasan etika untuk mengejar kekuasaan di Beijing," tambahnya.
Ractlife yang menjabat sebagai direktur intelijen AS sejak Mei 2020 lalu, menyebutkan bahwa anggaran intelijen difokuskan pada Tiongkok.
Banyak analis dan pejabat di badan intelijen pemerintah AS telah berfokus pada upaya Rusia dan kontra-terorisme.
Namun, Ratcliffe mengatakan Tiongkok harus menjadi fokus keamanan AS di masa depan.
"Tapi kali ini kita harus melihat dengan mata yang jernih fakta-fakta di depan kita, yang menjelaskan bahwa Tiongkok harus menjadi perhatian utama Amerika dan fokus keamanan ke depan," kata dia.
Jabatan Radcliffe sebagai direktur intelijen AS hanya sekitar 6 minggu lagi pada saat presiden AS terpilih Joe Biden akan dilantik pada Januari 2021 mendatang.***