PIKIRAN RAKYAT - Departemen Luar Negeri AS pada Jumat, 4 Desember 2020 menghentikan lima program pertukaran (exchange programs) dengan Tiongkok.
Menurut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, program pertukaran dengan Tiongkok itu adalah 'alat propaganda' yang disamarkan sebagai 'pertukaran budaya'.
"Sementara program lain yang didanai di bawah naungan Undang-Undang Pendidikan dan Pertukaran Budaya saling menguntungkan, lima program tersebut sepenuhnya didanai dan dioperasikan oleh pemerintah (Tiongkok, red) sebagai alat propaganda soft power," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Reuters.
Baca Juga: Semakin Keras, AS Batasi Visa Karyawan Huawei dan Perusahaan Tiongkok Lainnya
Mengutip Al Arabiya, pejabat intelijen mengatakan universitas-universitas Amerika telah menjadi sasaran empuk bagi spionase yang dilakukan oleh Tiongkok.
Beberapa profesor dan mahasiswa di universitas top AS didakwa dan dihukum karena menjadi mata-mata untuk Tiongkok.
"Lima program yang dihentikan sepenuhnya didanai dan dioperasikan oleh pemerintah Tiongkok sebagai alat propaganda kekuatan lunak," bunyi pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
Baca Juga: Diduga Curi Teknologi AS, Lebih dari 1.000 Peneliti Tiongkok Tinggalkan Negeri Paman Sam
“Mereka menyediakan akses yang dikurasi dengan hati-hati kepada pejabat Partai Komunis Tiongkok, bukan kepada orang-orang Tiongkok, yang tidak menikmati kebebasan berbicara dan berkumpul. Amerika Serikat menyambut baik program budaya timbal balik dan adil dengan pejabat Tiongkok dan rakyat Tiongkok, tetapi program satu arah seperti ini tidak saling menguntungkan," kata pernyataan itu.
Pada September 2020 lalu, Presiden AS Donald Trump mencabut visa lebih dari 1.000 pelajar dan peneliti Tiongkok.