kievskiy.org

Jumlah Penduduk Terpadat ke-2 di Dunia, India Menghadapi Kesulitan Melakukan Vaksinasi Covid-19

Kasus positif Covid-19 di India tembus 10 juta jiwa.
Kasus positif Covid-19 di India tembus 10 juta jiwa. /Pixabay/Geralt

PIKIRAN RAKYAT – India bersiap memulai upaya imunisasi terbesarnya setelah regulator obat menyetujui penggunaan darurat dua vaksin virus corona.

Pada Minggu, 3 Januari 2021, Drugs Controller General of India (DCGI) memberikan izin untuk dua vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Inggris-Swedia AstraZeneca dengan Universitas Oxford, dan satunya lagi produksi perusahaan farmasi lokal, Bharat Biotech.

Dengan persetujuan bersyarat, vaksin Covaxin buatan Bharat Biotech boleh digunakan, meskipun kurangnya uji coba fase-tiga. Akibatnya, meningkatkan kekhawatiran tentang efektivitas vaksin.

Baca Juga: Saknsi Tilang Kendaraan Tidak Lulus Emisi Mulai 24 Januari, Terbesar Capai Rp500 Ribu

Covaxin dikembangkan secara lokal bekerja sama dengan badan penelitian pemerintah, Indian Council of Medical Research (ICMR) sebagai bagian dari dukungan pemerintah untuk "atmanirbhar" atau kemandirian.

Vaksin Oxford-AstraZeneca akan diproduksi oleh mitranya di India, Serum Institute of India (SII) merupakan pembuat vaksin terbesar di dunia dengan nama, Covishield.

Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan bahwa perkembangan tersebut membuat setiap orang India bangga bahwa dua vaksin dibuat di India. Namun pakar kesehatan dan politisi oposisi mempertanyakan kurangnya transparansi dalam proses persetujuan.

Baca Juga: Hampir 9 Tahun Hidup Tanpa Ditemani Ibu, Keanu Massaid Belajar Bisnis demi Bantu Angelina Sondakh

Produsen obat Amerika Pfizer adalah pihak pertama yang mengajukan izin penggunaan darurat di India pada awal Desember 2020, tetapi proses tersebut mengalami penundaan dengan alasan tengah ditinjau.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat