PIKIRAN RAKYAT - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden turut prihatin melihat kekacauan yang terjadi di Gedung Capitol pada Rabu 6 Januari 2021 malam.
Massa pendukung Donald Trump menyerbu Gedung Capitol yang di dalamnya sedang digelar pengesahan Joe Biden sebagai pemenang Pemilu Presiden AS 2020 oleh Kongres AS.
Joe Biden tak sungkan menyebut massa yang dikompori oleh Donald Trump itu sebagai 'teroris dalam negeri' karena telah menyerang Gedung Capitol, serangan pertama sejak 1814.
Baca Juga: Aston Villa vs Liverpool: Akibat Covid-19, Football Association Keluarkan Pernyataan Ini
"Kemarin, dari pandangan saya, adalah hari yang paling gelap bagi Amerika. Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada demokrasi," tuturnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian.
Ia mengatakan demikian lantaran Gedung Capitol dianggap sebagai 'benteng kebebasan' yang menjaga keberlangsungan demokrasi AS.
"Sebuah serangan terhadap supremasi hukum, sebuah serangan terhadap usaha paling suci dari orang-orang Amerika," kata Joe Biden tegas.
Baca Juga: PKM Jawa-Bali Segera Diterapkan, Satgas Covid-19 Targetkan Tekan Kasus Positif hingga 20 Persen
Pemilu memang dianggap sangat suci oleh warga Amerika. Oleh karena itu, Joe Biden memilih kata 'penodaan' untuk menggambarkan serangan ini.