kievskiy.org

Aksi Tolak Kudeta Myanmar Kian Memanas, Polisi Kerahkan Meriam Air

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu, 6 Februari 2021. Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi.
Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu, 6 Februari 2021. Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. /Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Polisi mengarahkan meriam air ke pengunjuk rasa di ibu kota Myanmar pada Senin, 8 Februari 2021, ketika puluhan ribu orang bergabung pada hari ketiga demonstrasi nasional, yang menentang pemecatan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi oleh militer seminggu yang lalu.

Seruan untuk bergabung dalam protes dan untuk mendukung pengunjuk rasa semakin meluas dan memanas.

Kali ini aksi unjuk rasa yang dilakukan lebih terorganisir sejak kudeta Myanmar yang terjadi pada Senin 1 Februari 2021 lalu, yang menuai kecaman internasional secara meluas.

Baca Juga: Bagikan Momen Haru Saat Berziarah ke Makam Olga Syahputra, Ruben Onsu: Banyak Doa dari Semua

“Kami meminta staf pemerintah dari semua departemen untuk tidak hadir untuk bekerja mulai Senin,” kata aktivis Min Ko Naing, seorang veteran demonstrasi 1988 yang membuat Suu Kyi menonjol. 

Pemerintah mencabut larangan internet sepanjang hari pada akhir pekan. Pemblokiran tersebut memicu lebih banyak kemarahan di negara yang takut kembali ke isolasi dan kemiskinan yang parah sebelum transisi ke demokrasi dimulai pada 2011.

"Semua orang menggunakan media sosial dan kami meniru apa yang kami lihat,” kata Paing Soe Win.

Baca Juga: Kampung Melayu Jakarta Timur Terendam Banjir, Malam Ini 584 Warga Bermalam di 5 Tempat Pengungsian 

Pada sebuah protes di Yangon, di mana orang-orang mengacungkan salam tiga jari ‘Hunger Games’, simbol pembangkangan yang diadopsi dari film Hollywood dan disalin di seluruh wilayah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat