kievskiy.org

Hubungan China-Taiwan: Empat Mantan Perwira Intel Taipei Dituduh Jadi Mata-mata Beijing

Bendera China dan Taiwan.
Bendera China dan Taiwan. /Pixabay PIXABAY


PIKIRAN RAKYAT - Empat pensiunan perwira intelijen militer Taiwan termasuk seorang mayor jenderal didakwa menjadi mata-mata untuk China.

Empat orang intel itu dituduh mengembangkan jaringan mata-mata dan mengumpulkan informasi rahasia untuk Beijing, kata kantor kejaksaan distrik Taipei pada Sabtu, 20, Februari 2021, seperti dikutip dari Channel News Asia.

China dan Taiwan telah memata-matai satu sama lain sejak Partai Nasionalis melarikan diri ke pulau Taiwan untuk mendirikan pemerintahan saingan pada tahun 1949. Mereka melakukan itu setelah kalah dalam perang saudara di daratan oleh komunis.

China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri dan demokratis sebagai bagian dari wilayahnya menunggu reunifikasi, berjanji direbut kembali bahkan dengan kekerasan jika perlu.

Baca Juga: Targetkan Banjir Jakarta Surut dalam 6 Jam, Anies Baswedan: Bila Tak Ada Kendala Khusus

Baca Juga: 400 Warga di RW 04 Cipinang Melayu Jakarta Timur Dievakuasi Usai Terjebak Banjir hingga 4 Meter

Dua mantan kolonel Taiwan direkrut oleh seorang pejabat keamanan nasional China di provinsi selatan Guangdong, kata pengacara pemerintah, dan telah memperkenalkan beberapa rekannya kepada pejabat tersebut sejak 2012.

Di antara mereka yang diperkenalkan adalah mantan mayor jenderal, yang diidentifikasi dengan nama keluarganya Yueh.

"Yueh menerima uang tunai, hadiah dan tamasya gratis selama beberapa perjalanan ke China daratan dan Makau, dan bekerja untuk merekrut petugas lain untuk mengembangkan jaringan intelijen kepada Beijing," kata jaksa penuntut.

Menurut jaksa, para terdakwa memang menyadari kebuntuan antara Taiwan dan China, tetapi mereka mendambakan keuntungan ilegal seperti keuntungan (ditawarkan oleh China) untuk melakukan bisnis di sana, hadiah finansial dan perjalanan gratis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat