kievskiy.org

Myanmar Tingkatkan Tindakan Lebih Keras kepada Demonstran Antikudeta

Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran di Yangon, Myanmar.
Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran di Yangon, Myanmar. /Dok.Reuters


PIKIRAN RAKYAT - Polisi Myanmar dilaporkan mengerahkan tindakan yang lebih keras terhadap demonstran anti kudeta. Metode keras itu dilakukan menjelang rencana demonstrasi besar lainnya pada Minggu, 28 Februari 2021.

Protes terhadap perebutan kekuasaan militer sejak kudeta 1 Februari lalu telah memasuki minggu keempat.

Junta militer Myanmar menangkap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partainya, dengan tuduhan kecurangan pada pemilu November 2020.

Dikutip dari Al Jazeera, polisi dan tentara Myanmar menggunakan peluru karet, gas air mata dan granat kejut, dan memukuli demonstran di lokasi protes besar di Yangon pada Sabtu, 27 Februari 2021.

Baca Juga: Kunjungi Desa Bangun Mojokerto, Siti Nurbaya Minta Masyarakat Tidak Olah Sampah Impor

Baca Juga: AS Akan Mulai Terapkan Pemantauan Ebola di Bandara Usai Kasus Kembali Terdeteksi

Selain Yangon, tindakan keras militer juga terjadi di di dekat pusat kota Sule Pagoda, Myaynigone di kotapraja Sanchaung, dan Hledan di kotapraja Kamayut.

Di pusat kota Yangon, Al Jazeera menyaksikan polisi menyerang demonstran tak bersenjata dan tanpa kekerasan sekitar tengah hari waktu setempat.

Ketika para demonstran berkumpul kembali, polisi mulai menggunakan taktik yang semakin kejam.

Polisi mengerahkan granat kejut yang meledak di dekat sekelompok warga sipil dan melakukan satu penangkapan. Aparat keamanan mengacungkan tongkat ke arah wartawan yang berusaha mendekati dan mendokumentasikan penangkapan tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat