kievskiy.org

Lawan China, AS, India, Jepang, dan Australia  Bersatu dengan Pakta Vaksin Satu Miliar Dosis di Asia

Xi Jinping (kanan) dan Joe Biden (kiri).*
Xi Jinping (kanan) dan Joe Biden (kiri).* /Kolase Instagram.com/@joebiden dan Media Kedubes China untuk Indonesia


PIKIRAN RAKYAT -  Amerika Serikat (AS) dan tiga negara sekutu terdekatnya di Indo-Pasifik berkomitmen memasok hingga satu miliar dosis vaksin virus corona di seluruh Asia pada akhir tahun 2022.

Hal itu tercapai dalam pertemuan virtual antara pemimpin AS, India, Jepang, dan Australia pada Jumat, 13 Maret 2021. Pertemuan 4 negara yang dikenal 'Quad' ini untuk melawan pengaruh China yang terus meningkat.

Presiden AS Joe Biden dan 3 pemimpin negara lainnya berjanji untuk bekerja memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka serta bekerja sama dalam keamanan maritim, dunia maya, dan ekonomi, masalah-masalah yang penting bagi empat negara demokrasi dalam menghadapi tantangan dari Beijing.

Baca Juga: Masih Zona Merah Covid-19, Puluhan Pengunjung Pantai Sedari Karawang Terjaring Razia Masker

Baca Juga: Sri Lanka Akan Larang Pemakaian Burkak dan Tutup Sekolah Islami: Simbol Ekstremisme Agama

"Kami memperbarui komitmen untuk memastikan bahwa wilayah kami diatur oleh hukum internasional, berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai universal, dan bebas dari paksaan,” kata Joe Biden kepada sekutunya, tanpa menyebut nama China, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Reuters.

Penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, menyebut pertemuan puncak virtual sebagai hari besar bagi diplomasi AS, ketika Washington berusaha untuk merevitalisasi aliansinya dan mendekati Beijing dari posisi yang kuat menjelang pertemuan tingkat tinggi AS-China minggu depan.

"Keempat pemimpin itu membahas tantangan yang ditimbulkan oleh China, dan mereka menjelaskan bahwa tidak ada dari mereka yang memiliki ilusi tentang China," kata Sullivan kepada wartawan.

Dia menambahkan bahwa mereka semua percaya bahwa demokrasi dapat mengalahkan 'otokrasi'.

Jake Sullivan mengatakan kebebasan navigasi di Laut Natuna Utara dan Laut China Timur, serangan siber baru-baru ini dan keamanan rantai pasokan semi-konduktor, juga dibahas, bersama dengan masalah nuklir Korea Utara dan  kudeta represi dengan kekerasan di Myanmar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat