PIKIRAN RAKYAT - Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak masyarakat internasional untuk tidak 'dibodohi' oleh pemilu presiden Suriah.
"Pemilihan ini tidak akan bebas atau adil. Mereka tidak akan melegitimasi rezim Assad," kata Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengacu pada presiden Bashar al-Assad, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Channel New Asia.
Hal itu diungkapkan Dubes AS selama pertemuan Dewan Keamanan PBB pada pada peringatan 10 tahun dimulainya Perang Suriah pada Senin, 15 Maret 2021.
Baca Juga: Dikabarkan Pindah ke Lain Hati, Kaesang Pangarep Dapat 'Lampu Hijau' dari Ibunda Jessica Mila
Baca Juga: Sempat Tunda Penggunaan Vaksin, Kini PM Thailand Akhirnya Vaksinasi Covid-19 AstraZeneca
Diplomat AS itu mengatakan kepada anggota dewan bahwa pemilu yang ditetapkan untuk musim panas ini 'tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam Resolusi 2254, termasuk bahwa mereka diawasi oleh PBB atau dilakukan sesuai dengan konstitusi baru'.
Thomas-Greenfield mengatakan Amerika Serikat memutuskan untuk mengadakan pertemuan bulanan di Suriah pada 15 Maret karena bertepatan dengan peringatan awal konflik pada 2011.
Tonggak pencapaian itu mendorong pernyataan dari Amerika Serikat dan sekutu utamanya di Eropa yang bersumpah solidaritas dengan rakyat Suriah setelah bertahun-tahun 'pelanggaran, kekejaman massal, dan pelanggaran berat hukum internasional', serta korupsi yang meluas dan salah urus ekonomi.
"Kami, menteri luar negeri Prancis, Jerman, Italia, Inggris dan Amerika Serikat, tidak akan meninggalkan rakyat Suriah," katanya.
"Negara kami berkomitmen untuk menghidupkan kembali pengejaran solusi damai yang melindungi hak dan kemakmuran masa depan semua warga Suriah. Kami tidak bisa membiarkan tragedi ini berlangsung satu dekade lagi," ucap Thomas-Greenfield.