kievskiy.org

PM Inggris Boris Johnson kepada COP26: Umat Manusia Telah Kehabisan Waktu untuk Perubahan Iklim

PM Inggris Boris Johnson  mendesak para pemimpin di KTT iklim COP26 untuk beralih dari pembicaraan dan debat ke tindakan nyata dan terpadu.
PM Inggris Boris Johnson mendesak para pemimpin di KTT iklim COP26 untuk beralih dari pembicaraan dan debat ke tindakan nyata dan terpadu. /Instagram.com/@borisjohnsonuk Instagram.com/@borisjohnsonuk

PIKIRAN RAKYAT- Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson memperingatkan KTT COP26 yang akan dihadirinya, bahwa umat ​​manusia telah "menghabiskan waktu" pada perubahan iklim dan harus serius tentang tindakan hari ini.

Pada upacara pembukaan KTT iklim COP26 itu, Boris Johnson akan mendesak para pemimpin politik dan delegasi untuk beralih dari pembicaraan dan debat ke tindakan nyata dan terpadu.

Boris Johnson, pada KTT COP26 itu akan menyerukan tindakan untuk menghapus pembangkit listrik tenaga batu bara, melindungi dan memulihkan hutan, menyediakan keuangan bagi negara-negara untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan kendaraan listrik.

Baca Juga: AS Mengutuk Pemerintah Militer Myanmar Terkait Gempuran di Negara Bagian Chin: Serangan Menjijikkan

PM Inggris itu juga menjanjikan tambahan £1 miliar atau sekira Rp185 triliun dalam pembiayaan iklim pada tahun 2025, untuk mendukung negara-negara berkembang jika ekonomi tumbuh seperti yang diperkirakan dan anggaran bantuan Inggris kembali ke 0,7 persen dari PDB.

Pemerintah Inggris telah dikritik karena memotong anggaran bantuan sebelum pembicaraan COP26, di mana pengiriman $100 miliar (Rp1.422 triliun) yang telah lama dijanjikan per tahun pada tahun 2020.

Sebelum KTT COP26, sebuah laporan mengungkapkan bahwa negara-negara maju tidak akan mencapai target $100 miliar untuk keuangan publik dan swasta hingga tahun 2023.

Baca Juga: Stafsus Milenial Jokowi Disebut Hanya 'Kosmetik', Kata Siapa?

Diketahui, Inggris menggandakan bantuan iklim yang dijanjikan menjadi Rp165 triliun selama lima tahun pada 2019 dan pengumuman baru akan menjadikannya 179 triliun jika dikirimkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat