PIKIRAN RAKYAT - Militer Israel (IDF) dan Otoritas Manajemen Darurat Nasional Kementerian Pertahanan (NEMA) memulai latihan besar-besaran selama seminggu untuk mensimulasikan perang skala penuh dengan gerakan Hizbullah Lebanon.
Selain mensimulasikan perang melawan Hizbullah, latihan tersebut juga dimaksudkan untuk menguji bagaimana militer Israel menanggapi perselisihan domestik di dalam kota-kota campuran Arab-Yahudi di Israel.
Selama Perang Israel dan Hamas pada Mei 2021 lalu, kota-kota termasuk Lod, Acre dan Ramallah dilanda bentrokan mematikan, yang berpuncak pada kematian beberapa pengunjuk rasa Palestina dan dua penduduk Yahudi hingga menyebabkan kerugian puluhan juta dolar AS.
Baca Juga: Stafsus Milenial Dikritik: Disebut 'Gincu' Pemerintahan Jokowi hingga Hamburkan Anggaran Negara
"Kami akan menguji apa yang kami pelajari dan alami di tingkat yang tidak saya duga dalam hal front domestik,” kata Kepala Staf Komando Depan IDF Brigjen Jenderal Itzik Bar, dikutip dari Sputnik News, Senin, 1 November 2021.
Dia mencatat masalah amunisi berpemandu presisi dan efeknya pada kemampuan militer Israel.
Jenderal top Israel itu juga menyoroti kecepatan tembakan dan kemampuan Hizbullah dalam melancarkan serangan roket di wilayah tertentu.
"Saya akan menggunakan istilah menghancurkan garis depan, mengarahkan tembakan ke komunitas di dekat perbatasan,” ujar Itzik Bar.
Komandan tersebut menekankan latihan itu akan “mempraktekkan” apa yang dia dan stafnya pelajari melalui studi dekat konflik Gaza pada Mei lalu.