PIKIRAN RAKYAT- Polisi India memburu 100 akun media sosial yang diduga menyebarkan 'berita palsu' setelah serangan massa di sejumlah masjid di timur laut terjadi di negara itu.
Sejumlah serangan kekerasa pada bulan lalu di negara bagian Tripura, India itu meletus di sela-sela unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan pengikut kelompok nasionalis Hindu sayap kanan.
Pihak berwenang India mengatakan bahwa insiden itu tampaknya merupakan serangan balas dendang yang dipicu oleh pembunuhan terhadap sejumlah jemaah Hindu di seberang perbatasan di Bangladesh, yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Dalam insiden itu, empat buah masjid dirusak serta sejumlah rumah dan bisnis milik umat Muslim digeledah.
Menurut keterangan polisi, orang-orang yang bertujuan untuk mengobarkan kekerasan lebih lanjut membagikan gambar yang menyesatkan di media sosial setelah insiden itu terjadi.
"Akun-akun yang diidentifikasi menyebarkan desas-desus, berita palsu, video palsu, dan foto-foto palsu yang bahkan tidak terkait dengan Tripura," kata seorang perwira polisi senior di negara bagian itu pada Minggu, 7 November 2021, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Malay Mail.
"Masih terlalu dini tetapi semua orang akan diidentifikasi dan ditangkap karena pemalsuan semacam itu," lanjutnya.
Sebuah laporan polisi yang dirilis ke media pada hari Sabtu mengidentifikasi ada 102 unggahan yang katanya diterbitkan oleh "penjahat tak dikenal" untuk memprovokasi konflik antara "orang-orang dari komunitas agama yang berbeda".