kievskiy.org

Covid-19 Varian Omicron Timbulkan Risiko, Ratusan Negara Didesak Percepat Vaksinasi

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. 194 negara didesak untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 terhadap kelomok prioritas tinggi lantaran Covdi-19 varian Omicron timbulkan risiko.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. 194 negara didesak untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 terhadap kelomok prioritas tinggi lantaran Covdi-19 varian Omicron timbulkan risiko. /Pikiran Rakyat/Armin Abdul Jabbar Pikiran Rakyat/Armin Abdul Jabbar

PIKIRAN RAKYAT - Ratusan negara di seluruh dunia diminta untuk mempercepat proses vaksinasi usai Covid-19 varian Omicron menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemungkinan bakal menyebar dan menimbulkan risiko yang sangat tinggi.

WHO mengatakan, Covid-19 varian Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan varian tersebut dinilai memiliki risiko global sangat tinggi.

Atas hal tersebut, sebanyak 194 negara didesak untuk mempercepat proses vaksinasi Covid-19, yakni terhadap kelompok prioritas tinggi, serta melakukan antisipasi peningkatan kasus.

Dikatakan oleh WHO, meningkatnya kasus dapat berakibat pada populasi yang rentan terlebih pada negara dengan cakupan vaksinasi Covid-19 yang rendah.

Baca Juga: Teuku Ryan Harus Bayar Denda Rp1 M, Ria Ricis Menangis: Jangan Panik, Rezeki Udah Diatur

"Meningkatnya kasus, terlepas dari perubahan tingkat keparahan, dapat menimbulkan tuntutan besar pada sistem perawatan kesehatan dan dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas,” kata WHO, Senin 29 November 2021.

"Dampaknya pada populasi yang rentan akan sangat besar, terutama di negara-negara dengan cakupan vaksinasi yang rendah," tuturnya lagi menambahkan, seperti dilaporkan Antara.

Selain itu, disampaikan oleh WHO, kemunculan beberapa mutasi lonjakan menunjukkan bahwa, varian Omicron memiliki kemungkinan lolos dari kekebalan.

“Munculnya beberapa mutasi lonjakan protein dalam domain pengikatan reseptor menunjukkan bahwa Omicron sepertinya memiliki kemungkinan tinggi untuk lolos dari kekebalan dari perlindungan yang dimediasi antibodi. Namun, potensi untuk menghindar dari kekebalan yang dimediasi sel lebih sulit diprediksi,” kata WHO dalam panduannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat