PIKIRAN RAKYAT - Mohammed Hosni Mubarak resmi menjabat sebagai presiden Mesir sejak 14 Oktober 1981 hingga 11 Februari 2011, genap 30 tahun. Mubarak dikenal sebagai pemimpim otokratis di negaranya yang 'menyembah' perilaku korupsi dan nepotisme.
Beranjak dari kepemilikan negara atas perusahaan, Mubarak melembagakan sistem monopoli yang disetujui daripada mendukung pasar bebas.
Monopoli besar, polisi, militer dan dinas intelijen semuanya harus dilaporkan secara terpisah kepada Mubarak.
Baca Juga: Tak Hanya Tokyo, Berikut 4 Kota Favorit yang Banyak Dikunjungi Turis saat Berlibur ke Jepang
Itu adalah sistem cerobong asap yang memberinya wewenang atas wilayah luas kehidupan Mesir, dan itu membuatnya sangat kaya.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Washington Post, korupsi menjamur dan menjadi beban bagi seluruh masyarakat Mesir. Korupsi menekan pertumbuhan ekonomi negara itu. Namun dengan seiring waktu menjengkelkan yang akhirnya membuat marah orang-orang Mesir.
Selain itu, Mubarak memberlakukan hukum darurat di seluruh kepresidenannya sehingga memungkinkannya untuk menjaga lawan politik di penjara tanpa dituntut atau pergi ke pengadilan. Dengan demikian banyak tahanannya yang disiksa dan dieksekusi.
Kehancuran Kekuasaan Hosni Mubarak