kievskiy.org

Etnis Tionghoa di Italia Alami Diskriminasi Parah, PHK dan Siksaan hingga Disebut 'Virus Tiongkok'

CITRA satelit menunjukkan penurunan tingkat polusi udara di Italia setelah lockdown akibat virus corona diberlakukan.
CITRA satelit menunjukkan penurunan tingkat polusi udara di Italia setelah lockdown akibat virus corona diberlakukan. /AFP AFP

PIKIRAN RAKYAT - Sebagian besar penduduk etnis Tionghoa di Italia alami diskriminasi di sekolah, bahkan di tempat kerja mereka. Dilansir The Guardian, Kamis, 26 Maret 2020, Salah satu dampak yang paling serius dari hal ini adalah pemutusan hubungkan kerja (PHK) oleh perusahaan.

Menurut Davie Finizio, salah seorang sekretaris komunitas etnis Tionghoa di Prato, terdapat laporan bahwa beberapa siswa sekolah dasar yang ber-etnis Tionghoa telah mengalami diskriminasi di sekolahnya. Bentuk diskriminasi yang dialami siswa-siswa tersebut di antaranya disebut sebagai ‘Virus Tiongkok' oleh teman-temannya serta mengalami serangan fisik.  

Finizio sedang memantau kasus-kasus diskriminasi ini. Ia juga berusaha untuk melawan prasangka dengan mendorong orang-orang ber-etnis Tionghoa ini menyumbangkan masker dan hand sanitizer ke rumah sakit di Italia.

Baca Juga: Terkonfirmasi, Satu Warga Kuningan Dipastikan Positif Virus Corona

"Saya tahu orang-orang tersebut merasa tidak nyaman akan hal ini dan memilih pulang ke Tiongkok agar merasa aman," katanya.

Beberapa sudah berhasil pulang, sisanya baru berhasil membeli tiket pesawat. Kasus ini diperparah dengan adanya laporan tentang xenophobia di Italia utara, yang merupakan rumah bagi lebih dari 50% populasi etnis Tionghoa di Italia.

Pada bulan lalu, Qian Zhang, seorang warga Tiongkok berusia 26 tahun, mengatakan kepada Il Giornale di Vicenza bahwa ia diserang dengan botol dan tidak diizinkan masuk ke pom bensin karena dituduh menyebarkan virus corona.

Baca Juga: Inilah Cara dan Syarat Mendapatkan Fasilitas Penundaan Pembayaran Cicilan Maksimal Setahun

Selain itu, pasangan etnis Tionghoa bernama Chen dan Ye juga diserang dengan botol oleh dua remaja Italia di Turin. Mereka menolak pergi ke rumah sakit karena takut mengalami diskriminasi ke sekian kalinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat