kievskiy.org

Inilah Alasan Angka Kematian COVID-19 di Jerman Sangat Rendah

JERMAN akhirnya menutup sementara batas wilayah negaranya dengan Prancis, Austria, dan Swiss.
JERMAN akhirnya menutup sementara batas wilayah negaranya dengan Prancis, Austria, dan Swiss. /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Jerman termasuk salah satu negara yang terkena dampak pandemi paling parah. Lebih dari 63.000 kasus COVID-19 telah dikonfirmasi hingga akhir Maret 202. Akan tetapi, hanya ada 560 orang yang meninggal akibat virus ini, yaitu hanya 0,9% jika di total. Hal ini membuat Jerman berada dalam peringkat terendah di dunia.

Dilansir TIME yang mengutip keerangan para ahli, risiko kematian di Jerman sangat rendah karena tes COVID-19 dilakukan secara luas dan menyeluruh.

“Di beberapa negara, tes hanya dilakukan pada seseorang yang memang memiliki gejala serius (contoh di Italia). Sedangkan Jerman melakukan tes pada hampir seluruh penduduknya,” kata Dr. Dietrich Rothenbacher, ketua prodi epidemiologi Universitas Ulm. 

Baca Juga: 4 Jenis Makanan Berkolesterol Tinggi yang Harus Anda Hindari

Jerman sempat berada di peringkat ke-5 negara dengan infeksi terbanyak di dunia. Namun, Negara Bavaria ini  lebih sedikit mendapat laporan kasus kematian akibat COVID-19 dibanding negara lainnya, dimana tes sangat sulit didapat.

“Setiap negara memiliki alasan yang berbeda terkait tingkat kematian, tetapi jumlah tingkat kematian ini masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan efek dari seberapa banyak orang yang sudah melakukan tes,” kata Dr. Liam Smeeth, profesor epidemiologi di London School.

“Jerman telah sangat cepat dalam melakukan pengujian ke sebagian besar penduduknya,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Dokter Paru Beberkan Plus Minus Penggunaan Masker Kain di Tengah Corona

Pada 20 Maret lalu Lothar Wieler, ketua badan kesehatan jerman di Robert Koch Institute, mengatakan bahwa banyak laboratorium di Jerman sekarang bisa melakukan sebanyak 160.000 tes per minggunya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat