kievskiy.org

Para Pejabat AS Sebut Mata-Mata Tiongkok Memicu Kepanikan Penduduknya Lewat Pesan Berantai

ILUSTRASI telepon, video call.*
ILUSTRASI telepon, video call.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Para petinggi Amerika Serikat khawatir dengan pesan teks palsu dan unggahan media sosial yang mengatakan Presiden Trump mengunci negara tersebut.

Pesan-pesan yang mengkhawatirkan datang dengan cepat pada pertengahan Maret 2020 lalu, muncul di layar telepon seluler dan media sosial di jutaan orang Amerika Serikat yang tengah bergulat dengan timbulnya pandemi COVID-19.

Dalam pesan yang tersebar itu mengatakan bahwa Trump akan mengunci seluruh negara.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Pasangan Tempramental, Salah Satunya Mencari Tahu Alasannya

"Mereka akan mengumumkan ini segera setelah mereka memiliki pasukan untuk membantu mencegah penjarah dan perusuh. Dia bilang dia mendapat telepon tadi malam dan diperintahkan untuk berkemas dan bersiap untuk panggilan hari ini dengan pesanan pengirimannya," isi salah satu pesan peringatan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman NYTimes.

Selama 48 jam, pesan-pesan menjadi tersebar luas dan membuat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengeluarkan pengumuman melalui Twitter resmi mereka bahwa kabar tersebut adalah 'palsu'.

Dengan gelombang kepanikan yang muncul, membuat agen-agen intelejen AS menilai bahwa, operasi-operasi Tiongkok membantu mendorong pesan-pesan tersebut ke seluruh platform.

Baca Juga: Diminta Nilai Kinerja Menkes Terawan, Jokowi: Tidak Ada yang Sempurna di Dunia Ini

Menurut enam pejabat di AS, yang meminta identitasnya dirahasiakan telah mendiskusikan masalah-masalah intelijen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat