kievskiy.org

Kematian Pengurus Masjid Lokal Terbesar di India Dinilai Tak Wajar dan Menjadi Kontroversi

Ilustrasi bendera India.
Ilustrasi bendera India. /Pexels/Still Pixels Pexels/Still Pixels

PIKIRAN RAKYAT - Pada hari terakhir bulan Februari. Siddiqui baru saja kembali ke India setelah tinggal sebulan dengan putranya yang lebih muda, yang bekerja sebagai dokter gigi di Jeddah, Arab Saudi.

Sarjana dan hakim Islam berusia 76 tahun itu tampak lelah. Sambil tersenyum lemah, ia menerima karangan bunga dari sopir keluarga di luar bandara di kota selatan Hyderabad.

Mereka masuk ke dalam sedan Chevrolet mereka, dan pulang ke Gulbarga sekitar 240 km (150 mil) jauhnya di negara bagian Karnataka. Mereka mengambil makan siang dan istirahat minum teh dan melewati benteng dan ladang kapas dalam perjalanan yang memakan waktu empat jam.

Baca Juga: Sebentar Lagi, Indonesia Mampu Produksi Alat Pendeteksi Covid-19

"Ayah saya bilang dia baik-baik saja. Dia terlihat baik, setelah menghabiskan satu bulan dengan saudara lelaki saya dan keluarganya. Dia bertanya tentang kami," kata putra sulungnya, Hamid Faisal Siddiqui.

Tetapi 10 hari kemudian, ayahnya meninggal dan menjadi kematian pertama resmi India Covid-19.

Dia pertama kali mulai merasa sakit seminggu setelah kembali. Dia meninggal tiga hari kemudian, terengah-engah di ambulans yang bergerak. Anggota keluarga yang cemas telah membawanya ke dua kota dan empat rumah sakit dalam waktu kurang dari dua hari. Ditolak oleh empat rumah sakit, ia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit kelima, di mana ia dinyatakan "mati".

Baca Juga: Tiga Minggu Dirawat, Pasien Covid-19 Asal Sumedang Akhirnya Sembuh dan Diantarkan Pulang

Sehari setelah Siddiqui meninggal, pihak berwenang mengumumkan bahwa ia telah dites positif terkena virus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat