kievskiy.org

Kasus Pasien Sembuh Kembali Positif COVID-19 Temui Titik Terang, Pakar Ungkap Penyebab

Petugas medis mengenakan pakaian pelindung COVID-19 di Rumah Sakit, Keimyung University, Daegu, Korea Selatan
Petugas medis mengenakan pakaian pelindung COVID-19 di Rumah Sakit, Keimyung University, Daegu, Korea Selatan /AFP/ Ed Jones

PIKIRAN RAKYAT - Selama beberapa minggu terakhir, Korea Selatan telah dianggap mampu mengendalikan penyebaran wabah COVID-19, namun negeri itu memiliki masalah baru dengan adanya kasus pasien yang telah sembuh kembali terinfeksi.

Ahli kesehatan Korea Selatan mengatakan pada Rabu, 29 April 2020 bahwa pasien yang sembuh dari virus corona mungkin telah dites positif lagi karena adanya jejak potongan-potongan virus yang mati.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Yonhap News Agency, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) pada Selasa, 28 April 2020 terdapat total 277 orang telah dinyatakan positif COVID-19 yang sebelumnya sempat sembuh.

Komite kesehatan pusat untuk pengendalian penyakit di Korea Selatan mengatakan tidak ada virus hidup yang muncul dalam kasus-kasus terinfeksi ulang. Mereka menyangkal teori-teori yang menyebut bahwa pasien infeksi ulang COVID-19 disebabkan oleh hidupnya kembali virus corona di tubuh manusia.

Baca Juga: Gempa Bumi Mengguncang Kabupaten Padang Lawa dengan Kekuatan 5,6 Magnitudo

Pihak Komite Kesehatan Korea Selatan mengatakan bahwa kasus infeksi ulang atau reinfeksi muncul karena potongan-potongan virus tetap ada di tubuh pasien dan muncul di alat-alat tes.

Korea Selatan saat ini menggunakan tes polymerase chain reaction (PCR) sebagai alat uji yang bekerja dengan menemukan informasi genetik virus, atau RNA, dalam sampel yang diambil dari seorang pasien.

"Fragmen RNA masih bisa ada dalam sel bahkan jika virus tidak aktif. Lebih mungkin bahwa mereka yang dites positif kembali mengambil virus RNA yang telah dinonaktifkan," kata Komite Kesehatan Korea Selatan dalam siaran pers.

Menurut Oh Myoung-don selaku kepala Komite Kesehatan mengatakan bahwa kasus-kasus orang yang terinfeksi ulang dikarenakan keterbatasan alat tes PCR.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat