kievskiy.org

Belanda Dianggap Tak Layak Minta Maaf ke Indonesia karena Palsukan Sejarah

Warga mengungsi dengan mengangkut anak-anak dalam keranjang di jalan antara Sumedang dan Bandung dalam aksi polisional pertama (Agresi Militer I Belanda) antara 23-27 Juli 1947.
Warga mengungsi dengan mengangkut anak-anak dalam keranjang di jalan antara Sumedang dan Bandung dalam aksi polisional pertama (Agresi Militer I Belanda) antara 23-27 Juli 1947. /Dok. Hugo Wilmar

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia seharusnya meminta maaf pada Belanda. Hal tersebut diucapkan Anggota Parlemen Belanda, Geert Wilders yang menentang pernyataan Perdana Menteri Mark Rutte tentang agresi militer Belanda pada 1945-1949.

Geert Wilders menilai apa yang dilakukan militer Belanda saat itu adalah sebuah perjuangan atas nama bangsa.

Oleh karena itu dirinya menyatakan tidak sepakat dengan Mark Rutte atas yang dia sebut kekerasan ekstrim selama Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949.

Melihat kondisi itu dia malah menuntut Indonesia untuk meminta maaf kepada negaranya.

Baca Juga: Belanda Baru Meminta Maaf ke Indonesia Setelah 80 Tahun, PM Rutte: Kami Sengaja Lakukan Kekerasan Ekstrem

"Di mana permintaan maaf dari pihak Indonesia atas kekerasan mereka terhadap Belanda dan Bersiap?" kata Geert Wilders di akun Twitter pribadinya, dikutip pada Sabtu 19 Februari 2022.

Malah, Pemimpin Party for Freedom menuding apa yang selama ini didengungkan adalah sebuah upaya pemalsuan sejarah

"Menghukum tentara Belanda adalah memalsukan sejarah," kata Geert Wilders.

Di mata politisi Sayap Kanan itu, militer Belanda saat itu melakukan perjuangan heroik bagi bangsanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat