kievskiy.org

Mantan Konglomerat Besar Rusia Serang Vladimir Putin, Terbongkar Hal yang Jarang Diketahui

Tank bergerak ke kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Mariupol, 24 Februari 2022. (ANTARA/Reuters/Carlos Barria/as)
Tank bergerak ke kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Mariupol, 24 Februari 2022. (ANTARA/Reuters/Carlos Barria/as) /REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan operasi militer ke Ukraina membuat ketegangan antara kedua negara itu meningkat.

Serangan Rusia ke Ukraina banyak ditentang oleh negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Namun, suara penentangan juga muncul dari sebagian masyarakat Rusia. Seperti yang disuarakan oleh mantan konglomerat minyak Rusia, Mikhail Khodorkovsky.

Menurutnya, serangan Rusia ke Ukraina bukan keinginan dari masyarakat Rusia melainkan keinginan Vladimir Putin beserta kroni-kroninya.

Baca Juga: Senator AS Kasih Peringatan, Perang Dunia 3 akan Terjadi saat China dan Iran Ikut Beraksi

"Kita harus memperjelas bahwa Vladimir Putin dan kelompoknya yang telah memulai perang untuk mempertahankan kekuasaan mereka, bukan rakyat Rusia," ucap Khodorkovsky.

Khodorkovsky menilai hal itu sebagai upaya Vladimir Putin untuk meraup keuntungan pribadi.

"Memicu perang dengan agresi dan angkatan bersenjata demi keuntungan pribadi menandakan bahwa junta pimpinan Putin telah merebut kedaulatan rakyat di Rusia," sebutnya lagi dikutip dari Antara pada 24 Februari 2022.

Baca Juga: Luasan Hutan di Jawa Barat Semakin Berkurang

Khodorkovsky meminta agar dunia sama-sama berupaya untuk menghentikan agresi Rusia terhadap Ukraina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat