kievskiy.org

Perang Ukraina dan Rusia Berpotensi Merembet ke Negara Lain, AS: Semoga Bukan Awal Perang Dunia 3

Seorang wanita Ukraina ini berani menghadapi tentara Rusia yang bersenjata hanya untuk menawarkan biji bunga matahari.
Seorang wanita Ukraina ini berani menghadapi tentara Rusia yang bersenjata hanya untuk menawarkan biji bunga matahari. /Twitter @Ukraine_World Twitter @Ukraine_World

PIKIRAN RAKYAT - Konflik antara Rusia dan Ukraina tengah menyita perhatian dunia.
 
Pasalnya, invasi militer Rusia ke Ukraina dikhawatirkan akan berbuntut pada terjadinya Perang Dunia 3.
 
Sebelumnya, Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022.
 
Operasi militer yang dilancarkan Rusia ke Ukraina ini memicu kemarahan negara-negara Barat.
 
 
Pemimpin Partai Republik di Komite Urusan Luar Negeri DPR Amerika Serikat (AS), Michael McCaul menjadi salah satu orang di Washington yang menerima pengarahan terbaru mengenai konflik Rusia dan Ukraina.
 
McCaul mengatakan, serangan yang diluncurkan Rusia merupakan serangan terbesar dalam beberapa dekade terakhir.
 
"Kami melihat serangan udara, darat, dan laut terjadi sekarang dan artileri, dengan pesawat menjatuhkan bom, rudal, dan juga dari Laut Hitam, kepal perusak menembaki pantai," katanya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari CBS News pada Jumat, 25 Februari 2022.
 
Dia menilai, serangan-serangan yang dilakukan Rusia di Ukraina merupakan sesuatu yang belum pernah terlihat sejak Perang Dunia 2.
 
 
"Kami belum pernah melihat yang seperti ini sejak Hitler menginvasi Polandia dalam Perang Dunia 2. Saya berharap ini bukanlah awal dari Perang Dunia 3," sambungnya lagi.
 
Menurutnya, invasi tersebut seolah memicu spekulasi mengenai ambisi Putin yang menginginkan Ukraina kembali pada Rusia.
 
"Ada banyak spekulasi bahwa dia hanya akan mengambil tindakan sejauh ini. Cukup jelas bagi saya bahwa dia ingin seluruh lumbung pangan Rusia kembali. Dia selalu menginginkan Ukraina, dan sekarang dia menguji Presiden saat ini dengan invasi itu," tutur dia.
 
Selama ini, AS selalu mengerahkan pasukan dalam jumlah terbatas ke negara-negara NATO.
 
 
Kendati demikian, Presiden Joe Biden menegaskan bahwa AS tidak akan mengirimkan pasukan ke Ukraina.
 
Menanggapi itu, McCaul menilai bahwa situasi yang terjadi Ukraina bukan hanya merupakan urusan Ukraina, karena berpotensi dapat merembet pada negara lain.
 
"Ini bukan hanya tentang Ukraina. Ini juga tentang Presiden Xi, China dan Taiwan. Saya baru saja kembali dari Israel, ini tentang Iran dan pengejaran bom nuklir mereka, ini tentang Kim Jong Un dan roket yang ditembakkan di Korea Utara. Semua saling berhubungan," ujarnya.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat