kievskiy.org

Pandemi Covid-19 Belum Usai, Singapura Terancam Wabah Demam Berdarah Terparah Kedua dalam Sejarah

NYAMUK demam berdarah di Singapura berkembang biak dengan cepat seiring dengan perubahan cuaca yang ekstrem dan ketersediaan makanan yang melimpah.*
NYAMUK demam berdarah di Singapura berkembang biak dengan cepat seiring dengan perubahan cuaca yang ekstrem dan ketersediaan makanan yang melimpah.* /AFP/Mauro Pimentel

PIKIRAN RAKYAT - Perubahan cuaca yang ekstrem di Singapura menyebabkan wabah nyamuk demam berdarah meningkat dan menyebabkan lonjakan kasus DBD dalam beberapa bulan terakhir.

Hingga Selasa 9 Juni 2020 pukul 15.00 waktu setempat, jumlah kasus demam berdarah di Singapura mencapai 10.234 dengan 870 kasus pada minggu pertama bulan Juni.

Peningkatan meningkat tajam sejak Mei sekitar 500 hingga 800 kasus.

Baca Juga: [HOAKS ATAU FAKTA] Benarkah Tak Pakai Masker dan Sarung Tangan Bisa Kena Tilang? Simak Kebenarannya

Padahal, pada awal tahun, jumlah kasus mencapai 300 hingga 400 kasus per minggu dari Januari hingga April.

Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura mengatakan pada 3 Juni, bahwa jumlah kasus DBD dalam lima bulan pertama di tahun 2020 adalah jumlah tertinggi sejak 2013.

Menurut NEA, nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan demam berdarah ini hidup dalam ruangan dan mengigit pada siang hari.

Baca Juga: Update per 10 Juni 2020, 172 Pasien Positif Covid-19 di Kota Bandung Masih Jalani Perawatan

NEA juga mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan lima kali lipat dalam insiden larva nyamuk Aedes Aegypti yang terdeteksi di rumah dan koridor umum di daerah perumahan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat