kievskiy.org

Viral Usai Didorong Polisi hingga Kepalanya Berdarah, Pria Lansia di AS Kini Divonis Cedera Otak

Tagkap Layar video rekaman dua orng petugas kepolisian Kota Buffalo, New York, Amerika Serikat medorong pria lanjut usia.*
Tagkap Layar video rekaman dua orng petugas kepolisian Kota Buffalo, New York, Amerika Serikat medorong pria lanjut usia.* /Twitter/@jpegjoshua Twitter/@jpegjoshua

PIKIRAN RAKYAT - Beberapa waktu lalu, video mengenai anggota Kepolisian Kota Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS) yang mendorong seorang kakek berusia 75 tahun sempat viral di media sosial.

Diketahui, sang kakek saat itu tengah mengikuti aksi demonstrasi untuk menuntut keadilan dan kesetaraan ras di negara tersebut.

Kakek bernama Martin Gugino tersebut didorong cukup keras hingga tergeletak dan kepalanya mengalami pendarahan lantaran membentur trotoar.

Baca Juga: Diduga Teror, Bingkisan Menyerupai Tengkorak Manusia dengan Cairan Merah Diterima Seorang Pengusaha

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman New York Post, pengacara Martin, Kelly Zarcone mengatakan, akibat dari kejadian itu sang kakek mengalami cedera pada otak.

"Otak Martin Gugino cedera dan dia sudah menyadari akan hal itu sekarang," ujar Kelly kepada media setempat.

Kelly mengonfirmasi, Martin kini sedang melakukan terapi fisik untuk kesembuhan otaknya.

"Dia melakukan terapi fisik, dia juga berharap untuk segera sembuh dan menjalankan kehidupan new normal-nya," ucapnya.

Baca Juga: Pernikahannya Bersama Vicy Melanie Kembali Ditunda, Kevin Aprilio Minta Saran

Sementara itu, dua petugas yang mendorong Martin kini sudah didakwa atas tuduhan melakukan penyerangan tingkat dua.

Dalam video tersebut, Martin diketahui mendekati kerumunan anggota Kepolisian Buffalo yang menggunakan pakaian anti huru-hara.

Kemudian, kedua anggota polisi tersebut mendorong Martin hingga terjatuh, lalu kepalanya mulai mengeluarkan darah karena mengalami benturan dengan trotoar.

Baca Juga: Mata Air Unik di Kota Tasikmalaya, Rasa Asin dan Benda Mengapung di Muka Jadi Campuran Makanan

Setidaknya ada 57 petugas Kepolisian Buffalo mengundurkan diri setelah dakwaan diberikan kepada dua rekannya, hal tersebut didasari tindakan solidaritas yang menurut mereka tidak bersalah.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Presiden AS, Donald Trump menyebut, ada kemungkinan bahwa insiden itu merupakan rekayasa.

Bahkan, Trump menuduh jika kakek tersebut mungkin berperan sebagai provokator dari kelompok-kelompok Antifa di AS.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Salah Satu Jendela dan Lihat Fakta Menarik dalam Dirimu

Menanggapi pernyataan tersebut Gubernur New York, Andre Cuomo mengaku geram dan meminta Trump agar segera meminta maaf.

Menurut Cuomo, tidak mungkin insiden yang menimpa Martin hanya sebuah rekayasa.

"Dia harus minta maaf untuk itu. Betapa ceroboh, betapa jahat, betapa kejamnya. Apa menurutmu itu direkayasa? Anda pikir darah yang keluar dari kepalanya direkayasa?" tegas Cuomo.

Seperti sudah diberitakan oleh Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, aksi brutal yang dilakukan Kepolisian Buffalo tersebut dilakukan saat demonstrasi, buntut dari kematian George Floyd yang akan memasuki hari ke-10.

Baca Juga: 5 Cara Merayakan Wisuda di Rumah saat Pandemi Covid-19

Insiden tersebut terjadi di dekat gedung Balai Kota Buffalo, pada Kamis 4 Juni 2020.

Dalam video yang direkam oleh seorang reporter stasiun radio lokal, terlihat pria lansia berambut putih berjalan menghampiri kumpulan anggota kepolisan.

Beberapa petugas sempat berteriak kepada lansia tersebut untuk menjauh, kemudian seorang anggota mendorongnya dengan tongkat, lalu diikuti oleh satu anggota lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat