kievskiy.org

Turki Tak Mau Ikuti Jejak AS dan Barat, Hubungan dengan Rusia akan Dipertahankan

Bendera Turki.
Bendera Turki. /Pixabay/Sevgi001461

PIKIRAN RAKYAT - Turki dan beberapa negara lainnya tidak mau ikut terlibat memberikan sanksi dan beroposisi dengan Rusia. Mereka meyakini harus ada pihak yang bisa berbicara dengan Rusia untuk bantu mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina.

Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, menyatakan keputusan tersebut, pada Minggu, 27 Maret 2022. Dia menambahkan, Kyiv akan butuh lebih banyak dukungan untuk mempertahankan diri.

Meski tergabung menjadi Anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Turki memiliki hubungan baik dengan Rusia.

Sejak invasi dimulai, Turki yang dekat dengan kedua pihak berseteru telah berusaha menengahi konflik selama sebulan penuh.

Baca Juga: Joe Biden Ingin Lengserkan Vladimir Putin Tuai Kontroversi, Inggris: Terserah Rakyat

"Jika semua orang memutuskan hubungan dengan Rusia, lalu siapa yang akan berbicara dengan mereka pada akhirnya," kata Kalin sebagaimana dikutip Pikiran Rakyat.com dari Channel News Asia.

"Ukraina perlu didukung dengan segala cara supaya dapat membela diri. Tapi di sisi lain, pihak Rusia juga harus didengar," kata Kalin menambahkan.

Menurutnya, menjadikan Rusia sebagai musuh bersama atau public enemy bukan hal yang bisa dibenarkan.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah mendesak Barat untuk mengirimkan militer, tank, pesawat, dan rudal mereka untuk menangkis serangan Rusia.

Baca Juga: Joe Biden Berapi-api Suarakan Perang Lawan Rusia, Orang Ukraina Justru Tak Suka

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat