PIKIRAN RAKYAT - China rupanya mengikuti perkembangan konflik Rusia-Ukraina, termasuk saat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melakukan kunjungan perdana ke kedua negara itu.
Terkait kunjungan PBB itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyebut Antonio Guterres sebagai angin segar di tengah konflik Rusia-Ukraina.
China juga menyatakan kunjungan Antonio Guterres itu sebagai langkah lanjutan untuk negosiasi damai di antara konflik Rusia-Ukraina.
Bahkan, masyarakat internasional akan menyambut baik tindakan PBB itu sebagai promosi perdamaian.
Baca Juga: H-2 Lebaran 2022,7 Juta Warga Tinggalkan DKI Jakarta
"Kami menyambut upaya mediasi Guterres untuk meredakan ketegangan antara Rusia dan Ukraina. China selalu mendukung Rusia dan Ukraina untuk mengatasi kesulitan dan melanjutkan negosiasi, dan menyambut semua upaya komunitas internasional yang kondusif untuk mempromosikan pembicaraan damai," kata Zhao menjelaskan.
"Sudah lebih dari dua bulan sejak konflik antara Rusia dan Ukraina pecah, dan efek limpahan dari konflik menjadi semakin jelas dan mengkhawatirkan," ujar Zhao menambahkan.
Lebih lanjut, Zhao mengaku China, selama ini telah memperhatikan seruan masyarakat Eropa yang ingin konflik Rusia-Ukraina segera berakhir dengan damai
Diketahui, saat ini konflik Rusia-Ukraina telah menyebabkan harga gas alam dan minyak yang menjadi sumber energi di Eropa, terus merangkak naik senilai 44,7 persen hingga memberi pengaruh besar untuk rakyat kalangan bawah.