kievskiy.org

AS Keluarkan Sanksi Baru ke Korea Utara, Incar Program Senjata Pemusnah Massal

Kim Jong (tengah) dalam parade militer Korea Utara.
Kim Jong (tengah) dalam parade militer Korea Utara. /KCNA via Reuters


PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 27 Mei 2022 menjatuhkan sanksi terhadap dua bank Rusia, sebuah perusahaan Korea Utara dan seseorang yang dituduh mendukung program senjata pemusnah massal Korea Utara.

Sanksi AS terbaru ini meningkatkan tekanan ke Korea Utara atas peluncuran rudal balistik terbarunya yakni uji rudal balistik antarbenua (ICBM).

Langkah AS ini muncul sehari setelah China dan Rusia memveto dorongan pimpinan AS untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi PBB terhadap Korea Utara atas peluncuran rudal balistik, seperti dikutip dari Reuters.

Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya menargetkan perusahaan Air Koryo Trading Corp serta lembaga keuangan Russia Far Eastern Bank dan Bank Sputnik karena berkontribusi pada pengadaan dan peningkatan pendapatan untuk organisasi Korea Utara.

Baca Juga: Tes Logika: Apa yang Punya Empat Kaki, tapi Tak Bisa Berjalan? Buktikan Anda Orang Cerdas Istimewa

AS juga menuduh Jong Yong Nam, perwakilan organisasi yang berbasis di Belarusia di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Kedua Korea Utara (SANS), yang menurut Washington telah mendukung organisasi Korea Utara yang terkait dengan pengembangan rudal balistik.

"Amerika Serikat akan terus menerapkan dan menegakkan sanksi yang ada sambil mendesak DPRK (Korea Utara) untuk kembali ke jalur diplomatik dan meninggalkan pengejaran senjata pemusnah massal dan rudal balistik,"kata Wakil Menteri Keuangan AS untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan, Brian Nelson.

Sebelumnya, para diplomat top Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bersama yakni Korea Utara telah "secara signifikan meningkatkan kecepatan dan skala peluncuran rudal balistiknya sejak September 2021".

Dalam pernyataan itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin dan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi mendesak Korea Utara untuk "kembali ke negosiasi".***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat