kievskiy.org

Mengenal Friedrich Nietzsche, Si 'Pembunuh Tuhan' yang Kontroversial

Filsuf Nietzche.
Filsuf Nietzche. /Dok. Wikimedia Commons

PIKIRAN RAKYAT - Friedrich Nietzsche adalah seorang filsuf sekaligus ahli ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno, dan kritikus budaya. Ia juga dijuluki sebagai Sang Pembunuh Tuhan, karena pandangannya terhadap ajaran agama.

Nama Friedrich Wilhelm diambil dari sebuah nama Raja di Berlin, di mana pada saat itu ayahnya menjadi guru bagi anak-anak Duke of Altenburg. Nama tersebut memiliki arti yakni pujian yang anggun untuk pelindung dan pengagum kerajaanya. Dan Nietzsche berarti orang suci, yang mana sebagai seorang laki-laki ia adalah simbol dan perwujudan dari semua ketidaksucian.

Filsuf abad ke-19 ini lahir pada 15 Oktober 1844 di sebuah kota kecil yang terletak di provinsi Sachsen, Prusia yang bernama Rocken. Ia merupakan seorang putra dari pasangan agamis, ayahnya bernama Karl Ludwig Nietzsche adalah seorang pendeta dan ibunya yakni seorang putri pendeta.

Baca Juga: Profil Max Stirner, Filsuf Antistatis Jerman yang Terlupakan

Latar belakang keluarga yang memiliki otoritas yang kuat, membuat dirinya tubuh dengan benar secara intelektual yang hebat. Semasa kecil, ia dipengaruhi oleh pengaruh ibunya, Nietzsche kecil tumbuh menjadi anak yang saleh dan agamis.

Akan tetapi, ketika menginjak usia 10 tahun, sepertinya ia mulai menunjukan ‘keberontakannya’ terhadap sang ibu. Ia mengetahui bahwa ada banyak orang di dunia ini yang memiliki banyak pemikiran, ia berkata "dengan benturan otoritas, berakhirlah otoritas."  

Dari situlah awal mula kecerdasannya berkembang, bocah yang menyukai bunga, musik, dan buku ini menulis syair sebelum ia berusia 10 tahun. Syair tersebut diberi judul “The Grave of My Father” atau Kuburan Ayahku, syair-syairnya bertemakan kesedihan dan metafora-metafora yang ia ciptakan dihormati dengan digunakan selama berabad-abad.

Baca Juga: Mengenal Sosok Roland Barthes, Filsuf Prancis dan Matinya Sang Pengarang

Filsuf superman ini juga pandai bermusik, dia kerap mengalunkan puji-pujian serta memainkan piano dengan lihai. Nietzsche muda menjadi seorang musisi yang ambisius, dengan menciptakan piece piano yang disebut “Mondschein auf der Pussta” atau Cahaya Bulan di Pussta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat